Semarang – Puluhan kendaraan dan ratusan personel gabungan dikerahkan melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah titik fasilitas umum hingga jalan protokol di Bulungan. Penyemprotan disinfektan massal ini dilakukan serentak seluruh Indonesia atas arahan Kapolri Jenderal Idham Aziz.
Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit menyampaikan, apa yang dilakukan bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Pandemi Covid-19. Dengan dilaksanakannya penyemprotan disinfektan ia berharap langkah ini tidak dinilai miring.
Dan berharap siapa pun yang ingin membantu dipersilakan. Yang terpenting tidak bertentangan dengan WHO. Ia mencontohkan, jika para jurnalis ingin membantu dipersilakan. Sebab, melawan Covid-19 mulai dari TNI Polri hingga pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama.
“Ada niat baik dinilai miring. Karena, kita melawan Corona bersama TNI, Polri, pemerintah dan masyarakat. Motonya bersama-sama kita melawan Corona,” ucapnya usai melakukan penyemprotan disinfektan di Bandara Tanjung Harapan, Bulungan, Selasa (31/3).
Ia berharap saat ini kerja sama dan saling menolong antara sesama dilakukan dan tidak bergantung penuh pada pemerintah. Misalnya, bagi masyarakat yang memiliki penghasilan lebih dapat membantu masyarakat yang kekurangan.
“Ada yang punya rezeki lebih, membelikan sembako berikan kepada teman-teman kita yang ekonomi kurang. Pemerintah tetap membantu, tetapi tidak bisa bergantung penuh pada pemerintah. Yang harus dilaksanakan secara bersama-sama,” harapnya.
Ia menegaskan, terus menjaga provinsi bungsu di Indonesia dari penyebaran pandemi Covid-19. Karena Kaltara memiliki wilayah perbatasan, personel dikerahkan menjaga garis wilayah perbatasan agar tidak ada aktivitas ilegal orang keluar masuk ke Kaltara.
Ia juga mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Gubernur Kaltara Irianto Lambrie yang telah bersurat ke Pemerintah Malaysia agar sementara waktu aktivitas deportasi tidak dilakukan.
“Kita sudah kencang di sana (perbatasan). Dan Gubernur telah memberikan surat resmi agar tidak dipulangkan dulu. Gubernur sudah melakukan langkah cepat dan alhamdulillah belum ada pemulangan berkat surat yang dilayangkan gubernur,” jelas mantan Wakapolda Jateng ini.
Ia menegaskan, dengan garis perbatasan di Kaltara yang begitu panjang tidak memungkinkan untuk menempatkan personel yang jumlahnya saat ini masih minim. Namun, penempatan di sejumlah titik untuk memantau sudah dilakukan. Apalagi, saat ini status Sabah, Malaysia masuk zona merah.
“Kita paham, batas kita begitu panjang. Kita berharap mereka sadar karena Tawau, Sabah zona merah. Jangan ke Malaysia dan sebaliknya karena bisa membawa Corona,” harapnya.
Sementara, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie menjelaskan, penyemprotan disinfektan dilakukan sesuai perintah Kapolri. Kemudian dilaksanakan Polda Kaltara bersama Pemprov Kaltara. Sedangkan untuk tingkat desa menyesuaikan sesuai dengan kemampuan daerah.
Sebelum dilaksanakan penyemprotan hasil dari pertemuan yang dilakukan memutuskan tujuh poin sesuai arahan dari Presiden RI, Menko Maritim dan Investasi, Mendagri hingga Ketua Gugus Tugas Nasional.
Pertama, melakukan revisi tim gugus tugas tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dimana, ketua gugus tugas diambil alih gubernur, bupati dan wali kota. Untuk tingkat provinsi yang mengisi Wakil Ketua Pangdam dan Kapolda sedangkan anggota disesuaikan petunjuk Mendagri.
Kedua, usulan perlunya karantina untuk mengantisipasi adanya deportasi dari Malaysia masuk ke Indonesia. Dan Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid telah menetapkan Pelabuhan Tunon Taka sebagai pintu masuk Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Kemudian pintu tidak resmi dilakukan pengawasan dari TNI-Polri. Seperti, Sebatik, Seimenggaris, Krayan. Kemudian di Malinau,” sebutnya.
Dijelaskan, sejauh ini pemulangan PMI melalui Nunukan terakhir pada Rabu (11/3) lalu. Dimana ratusan PMI sudah ditempatkan di rusunawa untuk dikarantina. Kemudian, usulan ke Kementerina Kesehatan (Kemenkes) untuk kelengkapan di rusunawa yang dijadikan lokasi karantina.
“Saya bersyukur tidak ada deportasi. Terakhir 11 Maret dan selesai masa karantina selama 14 hari. Usulan itu, baik untuk tenaga medis hingga bahan yang dibutuhkan untuk tes. Kemudian fasilitas dan alat lainnya yang akan disusun Pemrov Kaltara dan Pemkab Nunukan,” imbuhnya.
Ia berharap Pandemi Covid-19 yang terjadi penanganan harus dilakukan secara bersama-sama. Tidak bisa hanya pemerintah, ini harus didukung masyarakat. Dengan mematuhi imbauan pemerintah mulai dari physical distancing, cuci tangan, dan konsumsi makanan bergisi.
“Perlu dipahami, seperti yang disampaikan Kapolda penangnan Covid-19 ini harus dilakukan bersama-sama dan didukung kesadaran dan disiplin masyarakat,” harapnya.
Ia mencontohkan, warga bisa membeli bahan yang dapat ditemukan di kebun dan pasar tradisional. Seperti temulawak, jahe, serai dan lain-lain. Caranya, direbus kemudian diminum setiap hari.
“Kami berencana Pemprov Kaltara melakukan itu, kemudian disediakan di tempat umum di Tanjung Selor dan di Tarakan. Secara klinis dapat mencegah berbagai penyakit. Jika diminum terus-menerus akan terasa betul untuk kesehatan,” ujarnya.
Tambahnya bagi yang mampu dan memiliki penghasilan lebih, bisa menggunakan vitamin, juga memeriksakan kesehatan secara mandiri ke dokter. “Jika merasa sakit silakan diperiksa. Bagi masyarakat kurang mampu dapat menggunakan fasilitas pemerintah yang disediakan,” jelasnya
Sedangkan lanjutnya, khsuus rapid test yang diperuntukkan untuk Kaltara sebanyak 2 ribu diutamakan tenaga medis, ODP. Rapid test tersebut telah disebar ke kabupaten kota untuk digunakan.
“Hanya saja akurasi harus dites lagi melalui laboratorium secara tepat. Informasi RS yang menangani pasien positif ada 40 petugas telah dites semua negatif dan orang-orang terdekat pasien positif yang juga diperiksa,” pungkasnya. (dealova)
Home » Ayo Bersatu Lawan Covid-19!