Jakarta, MONITORNUSANTARA.COM,- Luar biasa! Selama memimpin lima tahun, Walikota Bitung Maurits Mantiri memiliki kebijakan mendasar yang menyentuh masyarakat menengah kecil. Ia menggratiskan layanan kesehatan atau berobat ke rumah sakit warganya. Rakyat Kota Bitung akan mendapatkan layanan gratis dan BPJS ditanggung Pemerintah Kota Bitung.

Hal ini disampaikan Walikota Bitung Maurits Mantiri saat memberikan kuliah umum tentang kepemimpinan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) di Kampus Depok, Jawa Barat.

Mantiri membawakan tema “Potensi dan Prospek Kota Bitung Sebagai Kota Bahari Indonesia” dalam diskusi Leader’s Lecture Series On Humanities (LeLesh).

“Cukup membawa KTP saja maka akan dilayani secara maksimal oleh pihak rumah sakit, mulai dari perawatan jalan, rawat inap hingga operasi tak usah bayar sepeserpun,” kata Walikota Bitung Maurits Mantiri di hadapan ratusan mahasiswa, civitas akademika dan praktisi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok.

Tak hanya menggratiskan layanan berobat ke rumah sakit, Walikota Bitung juga menanggung premi asuransi BPJS Ketenagakerjaan bagi warganya yang bekerja di sektor informal seperti misalnya kuli pelabuhan, buruh pengolahan ikan, nelayan kecil dan banyak lagi.

“Mereka ditanggung puluhan juta jika meninggal dunia, semua dijamin dari BPJS Ketenagakerjaan yang membayar Pemerintah Kota Bitung,” tutur politisi PDI Perjuangan ini.

Sementara itu ketika menjelaskan bagaimana potensi bisnis pengolahan ikan tangkapan laut, dengan penuh semangat Maurits Mantiri meyakinkan publik bahwa Kota Bitung menjadi tempat industri terbesar perikanan di Indonesia.

“Dari 14 pabrik pengolahan ikan kaleng di Indonesia, 7 pabrik berada di Kota Bitung, mengolah ikan tuna dan cakalang mentan diproduksi menjadi ikan kaleng, dengan kapasitas produksi mencapai 1.700 ton per hari,” kata Walikota di hadapan ratusan mahasiswa, civitas akademika, dan praktisi perikanan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Kampus UI.

Namun banyak kendala dihadapi oleh industri pengolahan ikan kaleng. Salah satunya terkendala pasokan bahan baku. Industri pabrik pengolahan ikan di Bitung membutuhkan pasokan bahan baku ikan mentah cakalang dan tuna sangat besar.

Kendala ini terjadi karena regulasi dari pemerintah pusat yang kurang berpihak untuk mendorong kebangkitan industri perikanan khususnya dalam mensupport infrastruktur penangkapan ikan kepada nelayan. Kendala itu muncul dari panjangnya perijinan dan regulasi dalam bidang penangkapan ikan di laut dengan kapal besar.

“Sehingga infrastruktur penangkapan ikan kita di laut sangat minim. Kita hanya menggunakan kapal kecil yang kapasitas pasokan ikannya tidak mencapai target,” katanya.

“Pabrik pengolahan ikan di Bitung pernah mengalami kekurangan hasil perikanan tangkap, terutama cakalang dan tuna. Akibatnya sangat terasa bagi industri pengolahan ikan,” paparnya.

“Semua perusahaan menyatakan, bahan baku ikan sangat kurang dan itu kendala utama untuk bisa mengembalikan kejayaan industri perikanan Kota Bitung menjadi salah satu produsen ikan terbesar di dunia,” lanjutnya.

Akibatnya untuk memenuhi bahan baku ikan segar mentah, menurut Maurits Mantiri, pabrik ikan kaleng di Bitung terpaksa mengimpor bahan baku mentah dari Amerika Latin dan Spanyol agar pabrik tidak terhenti produksinya.

Walikota Bitung Maurits Mantiri Menerima Cindera Mata dari Pembantu Dekan II Fakultas Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI)

Panitia acara Dr Audrey Tangkudung mengungkapkan bahwa acara ini akan sangat bermanfaat bagi kalangan akademis dan praktisi dalam menyerap ilmu dan pengalaman kepemimpinan dan keberhasilan dari Walikota Bitung Maurits Mantiri dalam mendorong dan memotivasi rakyat yang dipimpinnya untuk bekerja keras meningkatkan kesejahteraan dari pengelolaan bahari.

“Pak Walikota Bitung Bapak Maurits Mantiri akan membagi pengalaman beliau dalam memimpin kota Bitung menjadi salah satu ikon kota yang indentik dengan keberhasilan dalam membangun ekonomi melalui pengelolaan bahari,” kata mantan Ketua ILUNI S2 UI tersebut.

Saat sesi tanya jawab, politisi kelahiran Bitung 59 tahun silam pun menjawab setiap pertanyaan yang diajukan peserta dengan sangat cerdas dan memuaskan. Politisi PDIP yang menjabat sebagai Walikota Bitung sejak 2021 itu pun dikenal rakyatnya sebagai sosok pemimpin bersahaja, murah senyum dan dikenal sangat dekat dengan semua kalangan tanpa ada sekat.

Maurits Mantiri adalah putra keempat dari Pasangan Max Mantiri yang berasal dari Tontalete dan Sance Tataung berasal dari Nusa Utara (Siau Beong). Ia menikah dengan Rita Aleta Lousiana Tangkudung, ST pada tanggal 18 Juli 1987, dikarunia dua orang anak yakni Geraldi Mantiri, SE dan Geraldo Mantiri. Maurits Mantiri saat ini berdomisili di Kelurahan Manembo-nembo Lingkungan I Kecamatan Matuari.

Selain menjabat sebagai Walikota Bitung, Maurits Mantiri juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan sejak 2010 hingga sekarang. Ia menempuh pendidikan sarjananya di Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi 1987-1991, kemudian melanjutkan gelar magisternya di program Magister Manajemen Universitas Sam Ratulangi 2016-2018. (tim)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com