EDITOR.ID, New York,- Memanasnya konflik antara Turki vs Suriah yang didukung Rusia kian mengkhawatirkan. Pasalnya, konflik tersebut sudah menjurus menjadi perang terbuka. Ketika tentara Turki berhasil memukul mundur tentara Suriah, Rusia pun ikut terlibat membantu langsung tentara Suriah yang terdesak.

Armada jet tempur Angkatan Udara Rusia bersiaga di kawasan Suriah. (ist)

Rusia melakukan serangan udara di Idlib, Suriah. Akibatnya 33 tentara Turki tewas dalam insiden tersebut. Serangan Rusia merupakan serangan paling mematikan terhadap militer Turki dalam 30 tahun terakhir.

Tak hanya menggelar perang udara, Rusia juga memberangkatkan sejumlah kapal perangnya ke Suriah. Hal ini membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdoan marah. Recep langsung menelepon Presiden AS Donald Trump dan Sekjen PBB Antonio Guterres untuk mengadukan serangan Rusia.

Memanasnya eskalasi konflik antara Turki dengan Suriah yang dibantu Rusia membuat Sekjen PBB Antonio Guterres panik dan khawatir. Sekjen PBB meminta semua pihak melakukan gencatan senjata sesegera mungkin.

“Sebelum situasi berada di luar kendali,” ujar Guterres di hadapan Dewan Keamanan PBB, Jumat (29/2/2020).

Guterres menilai tewasnya tentara Turki di tangan Rusia sebagai salah satu momen paling mengkhawatirkan dalam perang Suriah. Jika insiden serupa terus terjadi, maka konflik akan makin membesar.

“Rakyat sipil membayar harga yang sangat mahal. Dan jeratan itu semakin erat, seiring dengan garda depan pasukan militer yang mencapai area dengan populasi tinggi,” ujar dia.

Meski mendukung kubu berlawanan di Suriah, Turki dan Rusia selama ini tidak pernah saling serang. Kedua pihak bahkan terlibat dalam pembicaraan intensif untuk meredam konflik di wilayah tersebut.

Karena itu, tewasnya tentara Turki akibat serangan udara Rusia dapat membuka babak baru dalam konflik di Suriah.

“Kami meminta Federasi Rusia untuk segera mendaratkan pesawat tempur, meminta semua pasukan Suriah serta mendukungnya dari Rusia untuk mundur ke garis gencatan senjata yang pertama kali ditentukan pada 2018,” kata Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Kelly Craft.

Kehadiran militer Turki yang makin kuat di Suriah membuat Rusia kalap dan bertindak. Moskow pun mengirim dua kapal perang lengkap dengan alat peluncur rudal ke perairan di pesisir Suriah untuk membantu pasukan rezim Bashar al-Assad.

Turki telah mengirim ribuan pasukan berikut kendaraan militernya ke Suriah.

Presiden Recep Tayyip Erdogan pun mengingatkan pihaknya akan mengerahkan kekuatan penuh untuk memukul mundur militer Suriah, kecuali mereka menarik diri dari pos jaga milik Turki.

Di tengah kemelut itu, Rusia mendukung keputusan Presiden Suriah Bashar al-Assad, sementara Turki berada di belakang kelompok pemberontak yang menentang Assad.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia, sebagaimana dikutip oleh kantor berita RIA, pada Jumat mengatakan tentara Turki terkena serangan artileri dari pasukan Suriah yang sebenarnya berupaya mengusir pasukan pemberontak.

Menurut pihak Rusia, Ankara luput memberi informasi kepada Moskow mengenai keberadaan tentara Turki di wilayah tersebut, padahal dua pihak cukup rutin menjalin komunikasi.

Kementerian Pertahanan Rusia meyakini tentara Turki ditempatkan berdampingan dengan pasukan pemberontak anti-pemerintah. Menurut informasi dari pihak Turki, tidak ada tentara Turki di daerah tersebut.

Pesawat tempur Rusia tidak meluncurkan serangan apapun saat insiden berlangsung. Moskow telah berupaya melakukan segala upaya saat mengetahui ada tentara Turki di Idlib, demikian keterangan pihak kementerian.

The Russian Navy’s frigate Pytlivy, followed by landing ship Nikolai Filchenkov, sails in the Bosphorus, on its way to the Mediterranean Sea, in Istanbul, Turkey August 24, 2018. REUTERS/Yoruk Isik – RC1E44B725D0

Upaya yang dilakukan pihak Rusia, di antaranya memastikan pasukan Suriah berhenti menembakkan peluru, sehingga pihak Turki dapat mengevakuasi jasad tentara dan pasukan yang terluka.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Ankara dan Damaskus, kantor berita Interfax melaporkan Kapal Induk Rusia Black Sea Fleet mengerahkan dua kapal perang yang dilengkapi dengan peluncur rudal ke arah pesisir Suriah. (antara)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com