EDITOR.ID, Yogyakarta,- Menghadapi dinamika dan anasir intoleransi di Kota Yogyakarta, warga Nahdlatul Ulama (NU) di kota gudeg ini lebih memilih mengalah. NU bersabar atas sikap sejumlah orang tertentu yang tidak menghendaki organisasi Islam terbesar di Nusantara ini merayakan Hari Lahirnya.
Berikut ini adalah tulisan menyejukkan dari Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Yogyakarta sebagaimana dikutip dari bangkitmedia.com :
Pada tanggal 5 Maret 2020, PCNU kota Yogyakarta akan mengadakan peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama ke 94 (dalam hitungan Masehi). Momentum Harlah NU ke-94 ini diorientasikan oleh PCNU sebagai sarana menjalin silaturrahim NU (khususnya di Kota Yogyakarta) kepada semua elemen masyarakat.
Terkait dengan niatan di atas, maka Harlah tersebut dikemas dalam “Dhahar Kembul Nasi Ingkung” selain ada mauidlah hasanah. Tema silaturrahmi ini sengaja kita angkat mengingat bangsa Indonesia yang sangat plural dimana nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan di antara elemen bangsa mulai terdegradasi dengan munculnya paham-paham transnasional dan oleh gerakan-gerakan yang menggunakan kekerasan untuk memaksakan tujuannya.
Diharapkan dengan “dhahar kembul” tersebut, akan muncul semangat kebersamaan dan kesatuan antar elemen masyarakat, khususnya di internal umat Islam. Oleh karena itu, PCNU Kota Yogyakarta mengundang berbagai elemen masyarakat dan organisasi keagamaan masyarakat seperti Muhammadiyah, MUI, dan lain-lain, untuk bisa hadir dan nanti dhahar kembul 94 ayam ingkung.
Dengan seperti itu, nantinya akan muncul nuansa persaudaraan, persahabatan dan kebersamaan yang sangat indah. Di momen itu pula, akan ada pelajaran toleransi yang sangat bermakna bagi kesatuan negeri yang plural ini, khusunya antara warga NU dan Muhammadiyah sebagai 2 ormas benteng NKRI yang tangguh dan yang sudah teruji. Sehingga jika 2 ormas ini bisa bersinergi, merupakan amunisi yang dasyat untuk membangun NKRI.
Untuk itu kami menghaturkan terima kasih yang tak terkira kepada Ngarso Dalem melalui Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyokarto Hadiningrat yang telah mengizinkan PCNU Kota Yogyakarta menggunakan Kagungan Dalem Masjid Gedhe Karaton Yogyakarta untuk menggelar kegiatan Harlah NU ke 94 di atas.
Rasa terima kasih juga kami haturkan kepada “Saudara Tua” Muhammadiyah melalui Jajaran Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang berkomitmen untuk membackup kegiatan Harlah NU di Masjid Gedhe Karaton Yogyakarta.
Karena kegiatan dimaksud sudah sangat lazim diselenggarakan oleh setiap Ormas, dan juga nyata-nyata PCNU Kota Yogyakarta telah mendapatkan izin dari Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyokarto Hadiningrat. Bahkan dalam pertemuan silaturrahmi hari Selasa 25 Februari 2020, PCNU–Muhammadiyah siap bersinergi di bidang pelayanan umat. Dan bertemunya kita di harlah NU ini adalah momentum awal untuk sinergitas tersebut.
Namun ternyata atas rencana kegiatan harlah di atas ada dinamika yang sangat dinamis pada sebagian masyarakat Yogyakarta. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya komunikasi yang sehat kepada semua pihak.
Sehingga ada surat masuk ke PCNU Kota Yogyakarta dan muncul beberapa banner yang mengisyaratkan keberatan atas rencana kegiatan Harlah NU ke 94 oleh PCNU Kota Yogyakarta.
Maka dengan memperhatikan dinamika di masyarakat dan dalam rangka menjaga kemaslahatan serta kondusifitas Jogja sebagai city of tolerance serta merujuk pada kaidah penyelenggaraan kegiatan, PCNU yang sejak awal berpegang teguh pada kaidah fiqh; dar’u al-mafasid muqaddamun ‘ala jalb al-mashalih (menghindari kerusakan/mafsadah lebih didahulukan daripada mendatangkan mahlahah). PCNU mengambil keputusan untuk menghindari mafsadah (kerusakan, pertikaian, perpecahan yang kemungkinan muncul).
Dengan tanpa mengurangi hormat PCNU Kota Yogyakarta kepada Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, izinkan kami untuk menggeser lokasi acara tersebut ke tempat lain yang lebih membawa maslahah untuk semua elemen masyarakat Yogyakarta. Tentu pergeseran tempat ini adalah sesuatu yang sangat berat bagi PCNU. Tapi demi keamanan, kenyaman dan keharmonisan masyarakat, PCNU memandang lebih ashlah jika lokasi tersebut digeser ke tempat lain.
Bagi Nahdlatul Ulama, keamanan dan keharmonisan masyarakat adalah jauh lebih penting daripada yang lainnya, akan tidak bermakna jika kegiatan yang sedianya di tujukan untuk menjalin ukhuwah namun nantinya akan dicederai dengan kerusuhan dan pertikaian, Oleh karena itu, atas nama PCNU Kota Yogayakarta, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah sangat baik menerima dan menempatkan kami dalam posisi yang terhormat.
Harapannya silaturahim ini akan terus berlanjut, dalam wujud kegiatan-kegiatan lain yang produktif bagi kedamaian dan ketentraman masyarakat. Dan juga permohonan maaf kami sampaikan kepada saudara-saudara seiman yang lain, dengan harapan peristiwa ini jangan sampai melukai siapapun…
Wallahu a’lam..
Yogyakarta, 2 Maret 2020
Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama’
Kota Yogyakarta
H.M. Yazid Afandi