EDITOR.ID – Jember, Penjelasan Habib Ali Assegaf mengenai Wisata Minta Maaf :
“Saya merasakan keprihatinan banyak pihak, ketika dimunculkan pesan saya akan Buat gerakan Minta maaf, berbagai komentar bermunculan, mayoritas gagal berfikir mencibir, nyinyir Karena gagal paham terhadap hal tersebut.
” Allah memerintahkan pada kita cari rezeki halal, yang dengan kekhalalan itu, kita diperintahkan mengeluarkan Zakat atas rezeki halalnya, Sayapun sudah menguraikan bahwa Harta Haram Itu sekalipun semuanya dibersihkan alias 100% diinfaqkan tetap saja meninggalkan kotorannya, yang demikian Ilustrasi Zakat pembersih Harta ”
” begitu juga orientasi melayani masyarakat, ichtiyar baik dalam politik, jabatan bupati di kab jember Ini harus sepenuhnya berlogika melayani masyarakat dan mendahulukan kepentingan umum, setelah orientasi itu ada pemda logisnya tak merasa sudah paling hebat Dan benar, Zakat pelayanan yg sudah baik Ini adalah meminta maaf pada rakyat – hal Ini tak akan bisa dilakukan Oleh kaum yang merasa diri paling Bersih, paling baik Dan paling hebat sendiri dimasyarakat – Sesungguhnya petaka dimasyarakat itu dimulai dari akar ini “.
Wisata maaf, hakekatnya realisasi ayat al-qur’an sbb :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (Al Anfal 33)
Dan tiadalah Allah menghukum (kaum) mereka sedangkan engkau (muhammad) ditengah mereka, dan tiadalah Allah menghukum (kaum) mereka sedangkan Mereka saling memaafkan.
Coba renungkan dibulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah ini, bulan dimana maaf Allah diharapkan dan Jember melakukan kegiatan permintaan maaf pemda pada rakyatnya, hari itu hati masyarakat Se kabupaten Jember jadi bersih, ibarat meja debu2 dan riya kotoran Bathin jadi bersih, energy pembangunan menemukan harapan nya kembali
Semoga Allah menolong bangsa ini dengan memberi hadiah bagi saya dan rakyat jember untuk berkemampuan meminta maaf kepada sesama. (DMQ)