MONITORNUSANTARA.COM, Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat, tokoh agama, dan pemuda untuk terus merawat kerukunan, menghargai perbedaan, dan menghindari perpecahan.
“Mari hargai perbedaan dan hindari perpecahan,” kata Menteri Agama dalam keterangan, di Jakarta, Sabtu (11/01).
Pesan tersebut disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat melepas kegiatan Jalan Sehat Kerukunan yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama.
“Kita semua hari ini berkumpul, tidak ada yang sama, semua berbeda. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menginginkan kita berbeda-beda. Kita diciptakan berbeda-beda. Diciptakan untuk tidak sama, tujuannya agar kita bersatu. Yang sama tidak perlu dibedakan, yang beda tidak perlu disamakan,” pesan Menag Yaqut.
“Terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap agama pasti mengajarkan pentingnya mendekatkan diri pada Tuhan dan itu akan menenteramkan hati”, lanjut Gus Yaqut.
“Kita sekarang ini berkumpul bersama dengan meyakini kebesaran Tuhan bahwa Tuhan menciptakan kita secara berbeda-beda. Itu adalah bagian dari kita mendekatkan diri kepada Nya,” kata dia.
Dalam acara ini, juga dibacakan Deklarasi Damai Umat Beragama oleh pendakwah Habib Husein Jakfar Al Hadar. Dalam deklarasi tersebut, para tokoh agama bersama ASN Kemenag menegaskan komitmen mereka untuk tidak menggunakan rumah ibadah sebagai tempat kampanye dan aktivitas politik praktis.
Menag menilai kegiatan “Jalan Sehat Kerukunan dan Deklarasi Damai Umat Beragama” ini menjadi bagian dari upaya untuk terus merawat kerukunan di Indonesia.
“Yang penting kita tetap rukun,” pesannya.
Kegiatan ini dihadiri oleh para tokoh agama, yaitu KH Aunullah A’la Habib (Islam), Pendeta Jimi MI Sormin (Kristen), Romo Agustinus Heri Wibowo (Katolik), Wisnu Bawa Tenaya (Hindu), Asun Gautama (Buddha), dan Xs. Budi Santoso Tanuwibowo (Khonghucu).
Kemudian para tokoh penghayat kepercayaan, serta tokoh pemuda dan perempuan dari berbagai agama, antara lain Alissa Wahid, Sunanto (Ketua Pemuda Muhammadiyah), tokoh pemuda Katolik, Kristen, Khonghucu, Buddha, dan Hindu.