JAKARTA, MonitorNusantara – Perkembangan dunia digital harus direspons generasi masa kini termasuk komunitas kebudayaan di Indonesia. Begitu pun di masyarakat Batak, generasi milenial marga Nainggolan Lumbanraja harus lebih peduli pada kebudayaan dan silsilah marga Batak sehingga identitas dan jejak kebudayaan mereka tak akan hilang ditelan jaman.
Ketua Umum DPP Parsadaan Lumbanraja Datu Parulas Parultop Dohot Boruna se-Indonesia (PLRDPP) Mangatur Nainggolan Lumbanraja menyatakan bahwa Parsadaan Nainggolan Lumbanraja telah dimulai sejak 1962. Saat itu, para sesepuh/orang tua Pomparan Lumbanraja telah mendirikan Kongsi Lumbanraja. Kongsi Lumbanraja ini bahkan sudah menyatakan sebagai wadah yang karakternya semacam koperasi untuk dijalankan di negeri ini ketika itu. Sayangnya, walau sempat menjadi pembuka jalan, kongsi ini tidak berlanjut. Kongsi ini aktif kembali pada 1974 di Jakarta dan berlanjut hingga sekarang.
Pesta Bona Taon sekaligus Pengukuhan Pengurus DPP Periode 2023-2028 yang digelar Minggu, 30 April 2023 menjadi momentum bagi pengurus untuk meneruskan visi dan misi para pendiri itu. Mangatur menegaskan, sesuai rapat sebelumnya, di masa mendatang pertama-tama pihaknya akan merangkul kaum milenial dan meneruskan jejak sejarah lewat tarombo digital, dan itu akan kami tuangkan menjadi salah satu program kerja kami. Kedua, di momen bonataon ini, juga mengajak generasi Lumbanraja berangkulan dan membentuk jejaring antar sesama.
“Kami bertekad menopang dan tukar menukar informasi, peluang usaha dan program beasiswa bagi anak-anak berprestasi dan menyiapkan strategi berkarir. Juga melakukan upaya soliditas, kebersamaan bagi generasi Datu Parulas di masa mendatang,” kata Mangatur di Gedung Pertemuan Delima, Jl. Inspeksi Kalimalang, Jakarta Timur.
Prosesi pelantikan dilakukan oleh pendiri yang juga penasihat organisasi Drs. Ev Budiman Nainggolan dengan melantik pengurus di antaranya Ketua Umum DPP PLRDPP, Mangatur Nainggolan Lumbanraja didampingi Sekretaris Jenderal Josua Victor Nainggolan Lumbanraja, Bendahara Umum Hendri Pakpahan serta jajaran pengurus lainnya.
Sekjen Josua Victor Nainggolan menegaskan bahwa para orang tua memberikan kesempatan kepada para pengurus yang didominasi kaum muda untuk menjalankan organisasi di tengah perkembangan era digital saat ini. “Inovasi para generasi muda diharapkan dapat mengikuti perubahan yang terus berkembang. Para profesional dilibatkan di organisasi ini agar institusi ini bisa berkembang maju ke depan,” imbuhnya.
Josua menambahkan, dengan menjalankan prinsip kebersamaan, gotong royong, persaudaraan, kerja sama dan saling membantu, maka pelestarian kebudayaan dan identitas kultur pomparan Datu Parulas Parultop akan tetap bertahan hingga generasi yang akan datang.
Visi dan Digitalisasi
Lantunan sarune dan irama Gondang mengiringi acara. Pomparan Datu Parulas Parultop Lumbanraja berbaris jajar panjang manortor mengiringi musik yang mengalun. Suasana persaudaraan, guyub dan penuh kegembiraan. Ikatan persaudaraan sedarah terasa saat beriring bersama. Mangkuling do mudari. Gerak tortor dan tangan yang menyembah ke atas menjadi simbol memohon berkat agar pomparan DPP mendapatkan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Debata.
Salah satu sesepuh DPP, OF. Nainggolan yang telah aktif sejak 1980-an mengatakan harapannya selain perkembangan digital, visi dan misi dalam kebudayaan tetap wajib dijaga. “Karena itu adalah identitas kita sebagai orang Batak untuk kemajuan bersama,” ungkapnya. Dia kemudian mengisahkan bagaimana peran Lumbanraja ketika pembentukan dan peresmian Kabupaten Samosir di masa silam.
Mewakili generasi muda, sebagai Ketua Bidang Organisasi Robby Lumbanraja yang juga Ketua Panitia Acara, mengatakan bahwa setelah tiga tahun pandemi, ia terkejut melihat animo luar biasa generasi muda yang datang di acara ini. “Semoga kepengurusan periode ini dapat menjadi jembatan agar generasi mendatang mengerti apa itu makna dan filosofi habatahon sebagaimana diamanahkan oleh pendiri organisasi ini di masa lalu,” tegasnya. (*)