MONITORNYSANTARA COM– Rencana Jawa Timur memiliki bandara internasional baru bukan isapan jempol belaka.

Pasalnya, rencana pembangunan bandara internasional di Jawa Timur ini sudah dibahas secara detail.

Bahkan, dana dan lahan yang akan difungsikan untuk pembangunannya juga sudah disediakan. Usut punya usut, bandara ini digadang-gadang akan menjadi yang termahal di Indonesia. Pasalnya, anggaran sebesar Rp4 triliun disiapkan pemerintah pusat untuk merealisasikannya.

Anggaran yang sangat besar itu ternyata bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Negaran (APBN). Untuk mewujudkan bandara internasional baru di Jawa Timur ini dibutuhkan lahan yang sangat luas.

Tak tanggung-tanggung, lahan seluas 600 hektar telah disiapkan untuk mewujudkannya.

Ternyata, lahan tersebut merupakan milik marinir atau TNI Angkatan Laut (AL). Sebenarnya, TNI AL memiliki lahan seluas 4.811 hektar ditambah 47 hektar.

Sayangnya lahan 47 hektar itu statusnya masih sengketa dengan warga sekitar. Sebenarnya, lahan itu merupakan pusat latihan tempur TNI AL di Jawa Timur. Maka dari itu, perlu adanya koordinasi dengan TNI AL untuk mewujudkan bandara di Jawa Timur itu. Sebenarnya, rencana pembangunannya sudah lama digaungkan oleh pemerintah daerah. Setidaknya, sejak akhir 2015 rencana tersebut sudah diungkapkan ke publik. Baru pada 2016, detail engineering design (DED) mampu dirampungkan pemerintah. Kemudian tahun 2017, studi kelayakan dilakukan pemerintah dengan menggandeng pihak yang kompeten. Lokasi bandara internasional baru di Jawa Timur ini ada di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur. Bantur merupakan salah satu kecamatan yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Malang. Lebih tepatnya, bandara ini akan berada di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan.

Rencananya, bandara internasional ini akan menggantikan Bandara Abdurrahman Saleh. Pasalnya, Bandara Abdurahman Saleh di Malang akan difungsikan untuk penerbangan non komersial saja. Dilansir dari laman jatimprov.go.id, ternyata ada alasan lain dibalik rencana pembangunan ini. Selama ini, penerbangan di Bandara Abdurrahman Saleh selalu terganggu erupsi Gunung Bromo dan Semeru. Pasalnya, letak bandara tersebut terlalu dekat dengan 2 gunung berapi aktif itu. Sementara gambaran umum tentang desain bandara ini ialah memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter.

Panjang landasan pacu tersebut ternyata setara dengan Bandara Juanda di Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Malang telah menetapkan nama untuk bandara internasional itu.

Bandara Purboyo telah dipilih dan direkomendasikan ke Gubernur Jawa Timur saat itu, yakni Soekarwo. Sayangnya, kabar terbaru menyebutkan bahwa pembangunan bandara internasional baru di Jawa Timur ini dibatalkan pemerintah pusat. Maka, mimpi pembangunan bandara internasional ini harus ditunda dulu untuk saat ini. Itulah rencana pembangunan bandara internasional baru di Jawa Timur yang dibangun di atas lahan tempur TNI AL.***

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com