MONITORNUSANTARA.COM – Kapal berbendera Singapura yang dioperasikan Denmark, MV Maersk Hangzhou, diserang pemberontak Houthi di Yaman. Amerika Serikat mengklaim, kapal itu yang pertama diserang dari 1.200 kapal niaga yang melayari Laut Merah dalam 10 hari terakhir.
Komando Tengah AS mengumumkan serangan itu terjadi dua kali pada Sabtu malam dan Minggu (31/12/2023) pagi. Pada Sabtu malam, awak MT Maersk Hangzhou melaporkan ditembak dengan rudal. Pada Minggu pagi, awal kapal mengaku diserang sekelompok orang dari empat perahu yang datang dari pesisir Yaman.
Pengawal di kapal menembaki orang-orang di perahu itu. Belakangan, helikopter AS ikut menyerbu. Serangan AS menenggelamkan tiga perahu. Sementara satu perahu lagi balik kanan ke Yaman.
Helikopter itu dikerahkan dari kapal induk USS Eisenhower dan kapal perusak USS Gravely. Bersama USS Laboon, Gravely juga menanggapi permintaan tolong MV Maersk Hangzhou pada Sabtu malam.
USS Gravely dilaporkan menembak dua rudal Houthi. Dalam pernyataan sebelumnya, Komando Tengah menyebut MT Maersk Hangzhou ditembak Houthi. Belakangan, kapal kargo itu dinyatakan laik berlayar dengan pengawalan dua kapal perang AS.
Houthi mengumumkan, semua kapal Israel dan pendukungnya di Selat Bab Al-Mandab dan sekitarnya akan diserang. Houthi akan terus menyerang selama Israel terus menyerbu Gaza. Serangan itu memaksa berbagai perusahaan pelayaran meninggalkan Laut Merah dan melewati rute lebih mahal dan lebih jauh.
Serangan pertama
Menanggapi rangkaian serangan Houthi, AS mengumumkan menggelar Operasi Pengawal Kemakmuran. Sejumlah negara mengirimkan tentara dan kapal perang dalam patroli terkoordinasi lintas negara di antara Laut Arab dan Laut Merah itu.
KOMPAS
Kelompok Houthi dari Yaman kembali mengumumkan telah menyeranng kapal tanker di Laut Merah dan upaya serangan pesawat nirawak terhadap militer Israel, pada Selasa (26/12/2023). Serangan tersebut menyasar kapal tanker berbendera Liberia yakni MSC United VIII. Dilaporkan tidak ada korban jiwa atas serangan tersebut. Selain menyerang kapal-kapal tanker, Houthi juga dilaporkan menyerang militer Israel dengan menggunakan pesawat nirawak.
Operasi itu antara lain dilaksanakan Pasukan Maritim Gabungan (CMF) yang bermarkas di Manama, Bahrain. Komandan CMF Laksamana Madya Charles B Cooper mengumumkan, 1.200 kapal niaga melintasi Bab Al-Mandab sejak Operasi Pengawal Kemakmuran digelar.
Ia tidak memperincikan, kapal mana saja yang bisa melewati perairan itu. Sebab, banyak perusahaan pelayaran mengumumkan berhenti berlayar di Laut Merah sampai waktu yang belum ditentukan.
Beberapa jam setelah pengumuman Cooper, MV Maersk Hangzhou melapor ditembaki Houthi. Laporan itu merupakan yang pertama diungkap Komando Tengah AS sejak Operasi Pengawal Kemakmuran digelar 10 hari lalu. Komando itu bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah dan sebagian Afrika.
Baca juga: Menghitung Kerugian Iran Setelah Israel Membunuh Jenderal Mousavi
Sejauh ini, Operasi Pengawal Kemakmuran hanya melibatkan kapal AS, Inggris, dan Perancis. Paris menegaskan, kapal-kapal Perancis tidak di bawah komando Washington. Sementara Denmark mengumumkan salah satu kapal perangnya akan dikirimkan ke Bab Al-Mandab pada pertengahan Januari 2024.
Cooper mengatakan, penanggung jawab operasi membuka saluran khusus untuk komunikasi awak kapal niaga dengan markas komando operasi. Makoops terutama menyediakan panduan koordinat yang aman dilayari. Bila dibutuhkan, makoops akan mengerahkan kapal perang untuk mengawal kapal niaga.
Perang panjang
AS belum mengungkap, sampai kapal operasi itu akan berlangsung. Merujuk pada pernyataan Houthi, serangan di Selat Bab Al-Mandab berpeluang besar terus terjadi sampai beberapa bulan mendatang.
Sebab, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menyebut Perang Gaza akan berlangsung lama. ”Perang akan berlangsung berbulan-bulan sampai Hamas dihancurkan dan semua sandera dipulangkan,” katanya pada Sabtu siang.
Ia juga mengindikasikan, Israel akan mengabaikan desakan komunitas internasional soal pengendali Gaza dan gencatan senjata di sana. Menurut dia, Israel akan mengendalikan seluruh perbatasan Gaza. Hal itu berlaku untuk perbatasan Gaza-Mesir di Rafah.
Baca juga: Situasi Gaza Tidak Terkendali, Anak Muda AS Berpaling dari Biden
Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan, perundingan Israel-Hamas akan kembali berlangsung. Media Israel itu mengutip sejumlah pejabat Israel yang menolak identitasnya diungkap.
Inti perundingan terutama pertukaran sandera dan tahanan antara Palestina dan Israel. Dalam pernyataan sebelumnya, Hamas antara lain mendesak pembebasan ribuan warga Palestina di berbagai penjara Israel. Mayoritas dari mereka berstatus tahanan karena dipenjara bertahun-tahun tanpa pernah diadili.
Sementara Israel mendesak seluruh sandera yang diculik Hamas dan sejumlah kelompok Palestina pada 7 Oktober 2023 dibebaskan. Sebagian sandera itu dilaporkan tewas. Bahkan, Israel mengakui menembak tiga warganya yang menjadi sandera Hamas.
https://cdn-assetd.kompas.id/H0L73r7HacnXfCv8BTkKNrqcQ-o=/1024×842/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F23%2Ff25f6bcf-4d8c-4008-bf77-11772d4c711f_png.png
Terpisah, Front Bersama untuk Pembebasan Palestina (FPLP) mengumumkan kematian seorang tentara Israel yang disanderanya. Juru bicara FPLP, Abu Ali Mustafa, menyebut, tentara itu tewas akibat serangan udara Israel.
Mustafa tidak mengungkap sejak kapan tentara itu ditawan. Tidak diungkap pula kapan dan di mana tentara itu tewas.
FPLP merupakan faksi terbesar kedua di Palestina setelah Fatah. Bedanya, FPLP tetap beroperasi di Tepi Barat dan Gaza. Sementara Hamas dan Fatah hanya beroperasi masing-masing di Gaza dan Tepi Barat saja.
Operasi itu antara lain dilaksanakan Pasukan Maritim Gabungan (CMF) yang bermarkas di Manama, Bahrain. Komandan CMF Laksamana Madya Charles B Cooper mengumumkan, 1.200 kapal niaga melintasi Bab Al-Mandab sejak Operasi Pengawal Kemakmuran digelar.
Ia tidak memperincikan, kapal mana saja yang bisa melewati perairan itu. Sebab, banyak perusahaan pelayaran mengumumkan berhenti berlayar di Laut Merah sampai waktu yang belum ditentukan.
Beberapa jam setelah pengumuman Cooper, MV Maersk Hangzhou melapor ditembaki Houthi. Laporan itu merupakan yang pertama diungkap Komando Tengah AS sejak Operasi Pengawal Kemakmuran digelar 10 hari lalu. Komando itu bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah dan sebagian Afrika.
Sejauh ini, Operasi Pengawal Kemakmuran hanya melibatkan kapal AS, Inggris, dan Perancis. Paris menegaskan, kapal-kapal Perancis tidak di bawah komando Washington. Sementara Denmark mengumumkan salah satu kapal perangnya akan dikirimkan ke Bab Al-Mandab pada pertengahan Januari 2024.
Cooper mengatakan, penanggung jawab operasi membuka saluran khusus untuk komunikasi awak kapal niaga dengan markas komando operasi. Makoops terutama menyediakan panduan koordinat yang aman dilayari. Bila dibutuhkan, makoops akan mengerahkan kapal perang untuk mengawal kapal niaga.
Perang panjang
AS belum mengungkap, sampai kapal operasi itu akan berlangsung. Merujuk pada pernyataan Houthi, serangan di Selat Bab Al-Mandab berpeluang besar terus terjadi sampai beberapa bulan mendatang.
Sebab, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menyebut Perang Gaza akan berlangsung lama. ”Perang akan berlangsung berbulan-bulan sampai Hamas dihancurkan dan semua sandera dipulangkan,” katanya pada Sabtu siang.
Ia juga mengindikasikan, Israel akan mengabaikan desakan komunitas internasional soal pengendali Gaza dan gencatan senjata di sana. Menurut dia, Israel akan mengendalikan seluruh perbatasan Gaza. Hal itu berlaku untuk perbatasan Gaza-Mesir di Rafah.
Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan, perundingan Israel-Hamas akan kembali berlangsung. Media Israel itu mengutip sejumlah pejabat Israel yang menolak identitasnya diungkap.
Inti perundingan terutama pertukaran sandera dan tahanan antara Palestina dan Israel. Dalam pernyataan sebelumnya, Hamas antara lain mendesak pembebasan ribuan warga Palestina di berbagai penjara Israel. Mayoritas dari mereka berstatus tahanan karena dipenjara bertahun-tahun tanpa pernah diadili.
Sementara Israel mendesak seluruh sandera yang diculik Hamas dan sejumlah kelompok Palestina pada 7 Oktober 2023 dibebaskan. Sebagian sandera itu dilaporkan tewas. Bahkan, Israel mengakui menembak tiga warganya yang menjadi sandera Hamas.
Terpisah, Front Bersama untuk Pembebasan Palestina (FPLP) mengumumkan kematian seorang tentara Israel yang disanderanya. Juru bicara FPLP, Abu Ali Mustafa, menyebut, tentara itu tewas akibat serangan udara Israel.
Mustafa tidak mengungkap sejak kapan tentara itu ditawan. Tidak diungkap pula kapan dan di mana tentara itu tewas.
FPLP merupakan faksi terbesar kedua di Palestina setelah Fatah. Bedanya, FPLP tetap beroperasi di Tepi Barat dan Gaza.h Sementara Hamas dan Fatah hanya beroperasi masing-masing di Gaza dan Tepi Barat saja.