Jakarta, MONITORNUSANTARA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meluncurkan buku terkait penanganan dan vaksinasi COVID-19 yang juga merekam kebijakan pemerintah selama lebih dari 2 tahun penyebaran COVID-19 di Indonesia.
“Dalam perkembangannya tentunya kita ada pencatatan lini masa dari kebijakan, yang seperti terlihat di belakang. Ini kebijakan pemerintah yang dilakukan selama 2 tahun dan kebijakan ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi,” kata Airlangga usai peluncuran di Kantor Kemenko Ekonomi, Jakarta, Kamis yang dikutip Antara.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah membuat kebijakan pengendalian COVID-19 terkait pembatasan pergerakan masyarakat yang dievaluasi setiap seminggu sekali guna menyeimbangkan kepentingan sektor kesehatan dan ekonomi.
Di samping terkait pembatasan pergerakan masyarakat, pemerintah juga mengamankan vaksin anti COVID-19 dan mempercepat penyuntikannya sehingga saat ini lebih dari 400 juta dosis vaksin telah diterima masyarakat.
“Lebih dari 200 juta penduduk juga telah divaksin. Ini suatu pencapaian yang luar biasa karena tidak semua negara bisa melakukan hal itu,” katanya.
Dengan kedua kebijakan itu saat ini rata-rata kasus COVID-19 harian Indonesia bisa terjaga lebih kecil dari kasus di negara-negara lain, meskipun terdapat varian baru BA.5.
Adapun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan berdasarkan Survei Serologi terbaru, sebanyak 98 persen masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi COVID-19, yang didapatkan dari vaksinasi maupun pembentukan organik selepas terinfeksi.
“Rata-rata tingkat antibodi COVID-19 masyarakat Indonesia tadinya 400, sekarang antibodi masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi booster bisa mencapai 4.000, tapi kalau tidak booster hanya 1.900-an,” katanya.
Ia menjelaskan tingkat antibodi COVID-19 yang tinggi membuat jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terjaga rendah meskipun terdapat varian baru BA.4 dan BA.5.
“Jadi mengenai hasil Survei Serologi tadi, sekarang 98 persen masyarakat sudah memiliki antibodi lebih tinggi dibandingkan 87 persen pada Desember 2021 lalu. Dan rata-rata tingkat antibodinya juga naik,” tegasnya.***