Jakarta, MONITORNUSANTARA.COM,- Wartawan senior yang juga Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Asri Hadi merasa bangga dan senang saat menerima kiriman dari sebuah buku berjudul “Naval Diplomacy dan Peace Keeping Operation” dari Direktur Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Muda TNI Dr Bambang Irwanto, M.Tr.(Han).,CHRMP. Apalagi sang penulisnya juga membubuhkan tanda tangan dalam buku karyanya itu.

Buku berjudul “Naval Diplomacy dan Peace Keeping Operation” ini merupakan hasil pengalaman penulisnya, Laksamana Muda TNI Dr Bambang Irwanto, M.Tr.(Han).,CHRMP. saat menjabat Chief of Staf/ Deputy Commander Maritime Task Force Unifil tahun 2011 sampai dengan 2012.

Dalam buku ini, Laksda TNI Dr Bambang Irwanto juga melakukan kajian tentang peran dan kontribusi Angkatan Laut Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia, khususnya melalui kehadirannya di misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).

Buku karya perwira tinggi bintang dua itu juga mendapat apresiasi dari Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali. Dalam kata pengantarnya Laksamana Muhammad Ali mengharapkan buku karya Laksda Bambang Irwanto dapat memberikan wawasan baru, sekaligus menjadi landasan pemikiran dalam memperkuat peran TNI Angkatan Laut dalam konteks diplomasi maritim dan operasi perdamaian.

Buku ini mengupas secara komprehensif mengenai konsep, implementasi, serta tantangan dari naval diplomacy dan operasi perdamaian. Laksda TNI Dr Bambang Irwanto dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman di bidang pertahanan dan keamanan maritim telah berhasil menyajikan analisis yang relevan.

Buku ini tidak hanya menjadi referensi penting bagi para perwira dan prajurit TNI Angkatan Laut, tetapi juga bagi akademisi, diplomat, serta para praktisi yang berkecimpung dalam bidang hubungan internasional dan studi keamanan.

Salah satu instrumen penting yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut dalam menjalankan tugas ini adalah diplomasi maritim, atau yang sering dikenal dengan naval diplomacy. Peran ini menjadi semakin relevan dalam konteks hubungan antarnegara yang menuntut keterlibatan aktif dalam berbagai operasi perdamaian dunia atau peace keeping operations.

“Saya juga mengajak seluruh elemen TNI Angkatan Laut untuk terus meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dalam menjalankan tugas-tugas strategis ini, demi kepentingan bangsa dan negara, serta perdamaian dunia,” sebut Laksamana Muhammad Ali dalam kata pengantar buku “Naval Diplomacy dan Peace Keeping Operation”.

Setelah membaca buku tersebut Asri Hadi yang juga Direktur Peneliti dari Indonesian Public Watch Integrity (IPWI) menilai buku ini sangat detail dan rinci memberikan gambaran bagaimana peran TNI Angkatan Laut mewakili negara Indonesia melakukan diplomasi sebagai penjaga keamanan dunia dan juga dipercaya PBB ikut dalam pasukan penjaga perdamaian.

“Saya menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada Bapak Laksamana Madya Doktor Bambang Irwanto yang telah berhasil menyelesaikan karya penulisan buku berjudul “Naval Diplomacy dan Peace Keeping Operation”. Menurut pendapat saya buku ini sangat monumental dan memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan Angkatan Laut Indonesia,” ujar Asri Hadi di Jakarta, Kamis (5/9/2024)

“Membaca buku ini saya menjadi memahami bagaimana peran diplomasi yang komprehensif, khususnya Angkatan Laut yang memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas regional dan global,” tutur pria yang juga pernah mengajar sebagai dosen tamu di SESKOAL ini.

Sementara sang penulis buku, Laksda Dr Bambang Irwanto menyatakan bahwa bukunya berjudul “Naval Diplomasi dan Peace Keeping Operation” membahas peran Angkatan Laut Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia, khususnya melalui kehadirannya dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).

Berdasarkan permintaan PBB, Indonesia mengirimkan kekuatan tugas maritim yang terdiri dari satu kapal perang KRI dan satu helikopter untuk beroperasi di perairan Lebanon. Diplomasi melalui peace keeping Operations menunjukkan sikap politik Indonesia untuk berkontribusi terhadap perdamaian dunia.

Implementasi strategi diplomasi ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tetapi juga mempertegas komitmen bangsa dalam mendukung terciptanya perdamaian dunia.

“Setiap pengalaman yang diungkapkan dalam buku ini merupakan refleksi dari tantangan nyata yang dihadapi di lapangan sekaligus pelajaran berharga yang dapat diambil oleh generasi penerus,” papar Laksda Dr Bambang Irwanto.

Keterlibatan kapal perang Indonesia dalam operasi penjaga perdamaian ini relatif baru dan menjadi tonggak penting bagi diplomasi Angkatan Laut Indonesia. Keterlibatan negara dalam misi penjaga perdamaian PBB memberikan prestise bagi negara tersebut, yang tidak bisa diabaikan.

Peran dan keterlibatan suatu negara dalam PBB digunakan sebagai parameter kekuatan tawar-menawar dalam kebijakan luar negeri serta sarana untuk mendukung atau mencapai kepentingan nasionalnya. Seperti yang dinyatakan oleh Margenthou dalam “Politics Among Nations”, kebutuhan akan prestise politik di komunitas internasional penting untuk mencapai kepentingan nasional.

Keputusan pembentukan Satgas Maritim untuk UNIFIL menimbulkan dilema, antara kekurangan aset Angkatan Laut untuk menjaga perairan teritorial Indonesia dan kebutuhan untuk mendukung diplomasi dan kebijakan luar negeri Indonesia di Lebanon.

Meskipun demikian, keterlibatan Satgas Angkatan Laut dalam UNIFIL yang dimulai pada 2009 terus berlanjut hingga hari ini. PBB masih menganggap bahwa MTF masih diperlukan keberadaannya dan menjadi tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan bargain politik luar negeri serta pengembangan kapabilitas Naval diplomacy kedepannya.

Profil Penulis Buku Laksda Dr Bambang Irwanto

Melansir dari data Wikipedia, sosok Laksamana Muda TNI Bambang Irwanto, M.Tr.(Han). CHRMP. adalah seorang perwira tinggi TNI-AL yang sejak 1 April 2024 mengemban amanat sebagai Direktur Pasca Sarjana Unhan.

Bambang, merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XXXV/tahun 1989. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Dirjen Kuathan Kemhan.CHRMP. Pria kelahiran 8 Februari 1968 ini memiliki banyak pengalaman dalam berbagai penugasan di TNI Angkatan Laut maupun di luar institusi TNI AL.

Riwayat Jabatan

Komandan Lanal Tarakan (2010—2011)
Chief of Staff Maritime MTF (2011)
Dirbinlat PMPP TNI
Paban V/Straops Sopsal
Komandan Guskamlabar (2017—2018)
Staf Khusus Kasal
Kepala Staf Koarmada I[3] (2018—2021)
Staf Ahli Bidang Keamanan Kemhan[4] (2021—2022)
Dirjen Kuathan Kemhan (2022—2024)
Direktur Pascasarjana Unhan (2024—Sekarang)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com