Jakarta, MONITORNUSANTARA.COM,- Malam Nisfu Sya’ban merupakan malam yang sangat mulia. Allah swt melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya pada malam tersebut. Karena itu malam Nisfu Sya’ban juga disebut sebagai lailatul ijabah, malam dikabulkannya doa-doa.
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan sebuah hadits bahwa terdapat lima malam dimana doa tidak akan ditolak pada malam tersebut. Di antara lima malam tersebut adalah malam Nisfu Sya’ban. Rasulullah saw bersabda:
خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيْهِنَّ الدُّعَاءُ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَتَا الْعِيْدِ
Artinya, “(Terdapat) lima malam, dimana doa tidak ditolak di dalamnya, yaitu: malam Jumat, malam pertama dari bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya’ban, dan dua malam hari raya.”(HR Al-Baihaqi).
Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitab Madza fi Sya’ban menyebutkan tidak ada doa dari Nabi saw secara khusus untuk malam Nisfu Sya’ban serta doa. Di antara doa yang paling utama untuk dibaca pada malam nisfu sya’ban menurut Sayyid Alawi adalah doa taubat Nabi Adam as.
Berikut doa Nabi Adam yang dimaksud:
اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَرَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ
Allahumma innaka ta’lamu sirrii wa ‘alaaniyati, faqbal ma’dziratii, wa ta’lamu haajatii, fa-a’thini su-ali, wa ta’lami ma fii nafsii faghfirlii dzunuubii. Allahumma innii as-aluka iimanan yubaasyiru qalbii, wa yaqiinan shaadiqan hattaa a’lamu annahu laa yushiibunii illaa maa katabta lii waraddhinii biqadha-ik.
Artinya, “Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, maka terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar hingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap ketetapanmu.”
Sayyid Muhammad mengutip sebuah riwayat bahwa setelah Nabi Adam berdoa Allah kemudian berkata kepadanya, “Wahai Adam, sungguh engkau telah berdoa kepadaku dengan suatu doa, maka akan aku kabulkan doamu, dan tidaklah berdoa kepadaku dengan doa tersebut seorang dari keturunanmu kecuali aku kabulkan untuknya, dan aku ampuni dosanya, dan dilapangkan kesusahannya”. (Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Madza fi Sya’ban, halaman 109).
Doa Nabi Adam AS ini dibaca dengan berharap dosa-dosa diampuni dan dimudahkan dari segala kesusahan. Terlebih di malam Nisfu Sya’ban Allah swt limpahkan ampunan-Nya kepada seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:
يَطَّلِعُ اللهُ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ اِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya, “Allah swt melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Sya’ban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya).”(Jalaluddin As-Suyuthi, Jam’ul Jawami’, halaman 24).
Demikian doa Nabi Adam as yang juga dianjurkan untuk dibaca pada malam Nisfu Sya’ban. Semoga kita mendapatkan limpahan rahmat dan ampunan Allah dengan menjalani ibadah dan memperbanyak doa di malam tersebut. Waallahu a’lam.
Disadur dari artikel Ustadz Bushiri, Pengajar di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan yang dimuat di NUOnline.com