Fahira Idris. (Instagram/ fahiraidris)
EDITOR.ID, Jakarta,- Cuitannya soal adanya 136 suspect terinfeksi virus Corona di Indonesia terus menuai kecaman, anggota DPD RI Fahira Idris akhirnya menghapus postingannya di twitter berbau hoaks dan mengklarifikasi atas pernyataannya tersebut.
Cuitan Fahira Idris menjadi sorotan publik dan bahkan membuat warganet marah dan menjadi trending topic di Twitter #TangkapFahiraIdris.
Senator DKI Jakarta itu sempat mengunggah tangkapan layar berita salah satu media online yang berjudul “Bikin Kaget! Ada 136 Pasien Dalam Pengawasan Virus Corona di Indonesia, Jakarta Paling Banyak.”
Melalui akun Twitter-nya, Fahira mengungkapkan bahwa ia telah menghapus cuitan tersebut. Dia juga menampilkan tangkapan layar yang memuat judul baru untuk mengklarifikasi atas beritanya tersebut.
Dalam cuitan yang diunggah Fahira Idris, Minggu (1/3/2020) siang, anggota DPD ini mengatakan bahwa cuitannya telah dihapus. Menurutnya, pernyataan soal terduga pasien virus corona di Indonesia berasal dari sebuah berita di media daring.
“Assalammualaikum.wr.wb. Ini penjelasan ttg Link Berita Online yg sdh di Ralat Judul Beritanya. Sy sempat posting di Twitter, link berita “dg judul yg belum di ralat”, kemarin sempat viral, sdh sy hapus & sy ganti dg link yg sudah di Ralat o/ wartakota.tribunnews.com,” cuitnya pada Minggu (1/3) pukul 11.50 WIB.
Pada cuitan berikutnya, Ketua Umum Bang Jafar itu menegaskan bahwa dirinya tidak membagikan informasi palsu. Dia menekankan bila warganet salah memahami cuitan tersebut.
“Sejak kemarin isi beritanya adalah: TERDUGA ADA 136 Pasien Dalam Pengawasan (Suspect Corona), TIDAK PERNAH Media Online tsb/ saya menyebutkan ada ditemukan Pasien Corona..” sambung dia.
1. Assalamualaikum.wr.wb
Ini penjelasan ttg Link Berita Online yg sdh di Ralat Judul Beritanya.
Sy sempat posting di Twitter, link berita "dg judul yg belum di ralat", kemarin sempat viral, sdh sy hapus & sy ganti dg link yg sdh di Ralat o/ https://t.co/wmEpzFL2ii
(Bersambung) pic.twitter.com/RBkdEy5qRE— Fahira Idris DPD RI (@fahiraidris) March 1, 2020
Fahira Idris menjelaskan bahwa ia tidak pernah menyebutkan ada pasien corona. Sebanyak 136 pasien dalam pengawasan itu merupakan suspect corona.
Anggota DPD RI ini juga berharap agar sama sekali tidak ada kasus virus corona di Indonesia. Di penghujung cuitan, Fahira mengajak seluruh masyarakat Indonesia berdoa agar dilindungi dari virus asal Wuhan, Tiongkok ini.
“Mari kta semua berdoa agar tidak ditemukan kasus virus corona di Indonesia dan Pemerintah diberikan kemudahan dan jalan untuk memformulasikan dan menyiapkan strategi menghalau virus corona tsb.. Al Faatihah..” tutup Fahira.
Anggota DPD RI Fahira Idris kembali jadi sorotan netizen di media sosial, bahkan #TangkapFahiraIdris ramai di twitter. Hashtag ini nampak bertengger di trending topik Twitter.
Cuitan Fahira Idris kali ini menimbulkan beragam reaksi netizen di Twitter. Netizen bereaksi dengan meramaikan hashtag #TangkapFahiraIdris.
Hingga Minggu (1/3/2020) malam sudah lebih dari 37 ribu cuitan netizen memakai hashtag #TangkapFahiraIdris. Rata-rata mereka menghujat Fahira karena menggunggah cuitan yang menyebut ada ratusan pasien virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Belakangan, cuitan itu telah dihapus dan Fahira Idris kemudian memberikan klarifikasi.
Namun, netizen terlanjur bereaksi keras terhadap cuitan tersebut. Seperti akun Twitter @RizmaWidiono yang meminta Fahira Idris dilaporkan karena cuitan itu.
“Instruksi! Kepada seluruh anggota Bang Japar & seluruh netizen bila menemukan Twitt seperti ini mohon agar difoto, segera lapor dan serahkan pada aparat yang berwajib,” tulis @RizmaWidiono.
Unggahan seperti itu juga ditulis oleh akun Twitter @ChusnulCh__. Ia bahkan menyebut akun Twitter resmi milik Divisi Humas Polri dan Menkopolhukam Mahfud MD.
“Anggota DPD RI menyebarkan berita yang gak benar soal virus Corona lihat dampaknya dari followers dia yang langsung percaya. Ini berbahaya kalau dibiarkan disaat negara sedang berusaha melawan dampak negatif dari kasus ini. #TangkapFahiraIdris jangan dibiarkan,” cuitnya.
Tagar #TangkapFahiraIdris masuk trending topik (twitter)
Hashtag #TangkapFahiraIdris masuk trending topik (twitter)
Melalui unggahan tersebut, warganet menuduh Fahira telah menyebarkan berita bohong.
Politikus PDIP Dewi Tanjung tidak tinggal diam. Melalui unggahan videonya pada Minggu (1/3), dia mengutarakan rencananya untuk melaporkan Fahira Idris atas tuduhan menyebarkan berita bohong tanpa konfirmasi ke Kementerian Kesehatan.
Menkes sebut Indonesia bebas virus corona
Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto menegaskan hingga Kamis (27/2), tidak ada warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona. Meski begitu, ada beberapa kematian mencurigakan, namun hal itu tidak menunjukkan adanya infeksi virus corona.
Begitu pula dengan kematian seorang pasien di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi, Semarang, Jawa Tengah. Terawan menegaskan, yang bersangkutan meninggal dunia bukan karena virus corona melainkan terinfeksi virus H1N1 (flu babi).
Namun pernyataan Terawan tak serta merta membuat masyarakat merasa aman. Sebab WHO sempat mengeluarkan pernyataan yang menyebut tidak ada satu negara pun yang bebas dari ancaman Covid-19.
Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengingatkan kepada negara-negara anggota untuk tidak jumawa, meski belum ditemukan kasus virus Corona Covid-19 di negaranya.
Dikatakan Tedros, adalah sebuah kesalahan fatal jika ada negara yang menganggap bisa terbebas dari ancaman infeksi virus Corona Covid-19. Imbauan ini khususnya diberikan pada negara-negara maju yang kini melaporkan kasus virus Corona Covid-19 baru.
“Tidak boleh ada negara yang berasumsi mereka tidak akan memiliki kasus virus Covid-19, itu adalah kesalahan fatal,” ujar Tedros, dalam konferensi pers di Jenewa, dilansir Reuters, baru-baru ini.
Ia mengatakan salah satu contohnya adalah Iran, negara dengan kematian terbanyak di luar China. Bisa jadi, kasus sebenarnya terjadi lebih buruk daripada yang dibayangkan.
“Bahkan Italia, negara maju anggota G7, sangat mengejutkan (memiliki kasus Covid-19). Jadi negara-negara maju bisa saja mengalami hal-hal yang tidak mereka sangka,” ujarnya lagi. (tom)