NEW YORK, MONITORNUSANTARA.COM – Inflasi di Amerika Serikat (AS) kembali melesat. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan, indeks harga konsumen (IHK) di Negeri Paman Sam pada Juni 2022 tumbuh 9,1 persen secara tahunan

Realisasi tersebut menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Angka inflasi AS itu juga meningkat dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 8,6 persen secara yoy.

Dilansir dari CNN, inflasi AS di Juni utamanya masih disebabkan oleh lonjakan harga komoditas energi. Secara keseluruhan, harga komoditas energi melesat 41,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tercatat harga bensin di AS telah meroket hampir 60 persen dalam kurun waktu setahun terakhir. Selain itu, harga tenaga listrik dan gas alam juga melesat, masing-masing sebesar 13,7 persen dan 38,4 persen.

Bukan hanya komoditas energi, lonjakan harga juga dirasakan oleh komoditas lain. Harga komoditas pangan rumahan tumbuh 12,2 persen secara tahunan, di mana harga telur melesat 33,1 persen, mentega meningkat 21,3 persen, susus naik 16,4 persen, daging ayam naik 18,6 persen, hingga kopi yang naik 18,6 persen.

Merespons hal tersebut, Presiden Joe Biden mengatakan, realisasi pertumbuhan IHK periode bulan kemarin sangat tinggi. Namun Ia bilang, periode tersebut sudah terlewati, sebab harga gas telah merosot dalam kurun waktu 30 hari terakhir.

“Komoditas energi sendiri berkontribusi hampir separuh dari realisasi inflasi bulanan,” ujar Biden, dikutip dari CNN, Kamis (14/7/2022).

“Data hari ini tidak mencerminkan dampak penuh dari hampir 30 hari penurunan harga bensin, yang telah menurun sekitar 40 sen di stasiun pengisian sejak pertengahan Juni,” tambahnya.

Realisasi inflasi ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Pasalnya, IHK inti AS tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen secara bulanan, dan 5,9 persen secara tahunan.
Baca: Inflasi Negara Negara Dunia
Dengan tingginya realisasi inflasi AS, The Fed diproyeksi kembali menerapkan kebijakan moneter yang agresif. Pelaku pasar meyakini, kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis points akan kembali ditetapkan dalam pertemuan bulanan The Fed pada 26-27 Juli mendatang.***

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com