INFORMASI COVID-19 PENGARUHI KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

Oleh : Kristiya Kartika *
Penulis, Ketua Lembaga Pendidikan Dan Pengembangan Swadaya Nasional (LPPSN)
Warga lebih dari 200 negara kini tengah dilanda deras virus Corona.
Berbagai tokoh dunia tekena virus ini. Beribu-ribu rakyat dilanda kecemasan dan ketakutan. Di negara tertentu ribuan Rakyat turun kejalan, marah sambil protes. Trilyunan rupiah dana sudah difokuskan untuk atasi pandemi ini, termasuk akibatnya. Baik dari sisi preventif maupun kuratif serta kemacetan ekonomi -sosial.
Lebih detil diberitakan berbagai media tentang metoda peringanan beban ekonomi masyarakat. Mulai dari pembebasan atau discount pembayaran penggunaan listrik untuk kapasitas tertentu,
program relaksasi bank-bank, sampai pengalihan dana-dana proyek untuk mengatasi virus Corona.
Hingga tulisan ini dibuat, setidaknya isu menarik yg telah diberitakan media adalah, bahwa pemerintah RI sudah “memutuskan” dana tambahan belanja untuk tangani virus-19, dengan
menambahkannya pada tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp 405,1 Trilyun, Rp. 75 trilyun untuk kesehatan, Rp. 110 Trilyun untuk perlindungan sosial, Rp. 150 Trilyun untuk program pemulihan ekonomi nasional dan Rp 70,1 Trilyun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat.
Sesungguhnya Isu menarik yg diluncurkan media ini merupakan informasi yang “membangun
kesehatan jiwa” masyarakat, karena berbagai kebijakan pemerintah ini membangkitkan semangat dan optimisme yg merupakan bahan tumbuhnya benih benih produktivitas.
INFORMASI SEHAT.
Sebuah obyek informasi sehat, paling tidak mengandung unsur-unsur “realistis”, “membangun optimisme” saat ini dan kedepan, “menjalin prediksi positif”, “membangkitkan solidaritas” bersama. Unsur “realitistis” menitik beratkan terpenuhinya elemen bahwa informasi tersebut “feasible” (menguntungkan) dan “applicable” (bisa dipakai dilaksanakan). Terminologi ini mengarah pada jawaban atas pertanyaan pertanyaan apakah program ini benar-benar bisa dilaksanakan?
Apa benar masyarakat, yang terkena akibat paling langsung pandemi ini memperoleh manfaat? Juga mampukah pemerintah mewujudkan dana sebesar Rp. 405,1 Trilyun tsb mengingat kondisi aktual ekonomi global dan domestik saat ini?
Unsur “membangun optimisme”, memiliki makna agar program tersebut bisa menyelesaikan tuntas derasnya arus pandemi virus Corona-19 ini disegala aspek. Bahkan disertai harapan
selain lenyapnya virus ini dari bumi Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya, juga mampu merancang kekuatan kokoh untuk membentengi agar pandemi dan virus ini tidak menyerang lagi.
Lahirnya mentalitas sosial yg “Menjalin prediksi positif” didasari kepercayaan dan keyakinan akan jenis program, konstruksi program, sampai produk program, supervisi program, hingga analilsis keberhasilan program.
Sedangkan unsur “membangkitkan solidaritas”, menyamakan kepentingan satu dengan elemen masyarakat yg lain, atau mendeklarasikan secara lahir dan batin bahwa program tersebut merupakan kebutuhan bersama sehingga harus didukung dan didorong agar sukses.
FAKTOR DISEASE YANG BISA MUNCUL.
Setiap aktivitas apalagi yg melibatkan banyak unsur pelaksana dan resiko yg besar sangat mungkin disertai lahirnya iklim kritis. Sikap kritis tetap diperlukan untuk menghasilkan produk pemikiran yang mengawali semua program agar konsisten dg tujuan yg ingin dicapai demi kepentingan bangsa, negara dan masyarakat sesuai nilai-nilai abadi Idiologi Bangsa Pancasila.
“Basic values” yang perlu menyertai adalah pemikiran dan kebijakan kritis /alternatif, bernada positif, tetap kreatif serta natural, menuju berhasilnya program.
Social-disease (penyakit sosial) yang mungkin bisa lahir dalam situasi-kondisi saat ini antara lain kekurangyakinan kelompok sosial tertentu terhadap konsistensi program, kemampuan unsur penanggungjawab program baik dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaan dan pengawasan program, serta keraguan atas jaminan tercapainya tujuan program. Lebih parah lagi, program tersebut diyakini tidak bermanfaat, tapi justru melahirkan problema besar baru lagi yang rugikan masyarakat seperti korupsi dalam penggunaan dana program darurat tersebut.
Berbagai info tentang program dan alternatifnya akan selalu disosialisasikan oleh dan melalui media. Kreasi, metoda dan performance penyampaian info-info diatas, juga bisa mengandung aksentuasi yang berbeda-beda. Jangan sampai menimbulkan pengaruh negatif atas kesehatan jiwa masyarakat. Kesehatan jiwa cukup berperan dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam konteks berbangsa dan bernegara. Karena itu perumusan materi informasi, pemberian informasi yang akan dikomunikasikan media sangat penting dalam mengedukasi masyarakat.
Karena hal ini berkaitan erat dengan kesehatan mental yang bersifat strategis guna menghapuskan stigma yg mungkin berkembang di masyarakat.
Secara prinsipal kesehatan jiwa merupakan faktor fundamental masyarakat. Bukan hanya atas kesepakatan sosial yg dibutuhkan. Tetapi lebih dari itu kesehatan jiwa berkorelasi langsung dengan produktivitas sosial yang menjadi salah satu tiang penyangga utama kehidupan ekonomi.
Seperti telah dirumuskan WHO, kesehatan jiwa/mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yg disadari individu, yang didalamnya terdapat kemampuan-kemampuan mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan dalam komunitasnya. Dan secara definitif, Gangguan jiwa oleh Undang-undang RI no. 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa, disebutkan sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia. Substansinya, kesehatan jiwa bisa mengganggu konstruksi masyarakat yang profuktif dan kompetitif.
KORELASI DENGAN CONVID-19.
Sampai 1 April 2020, gempuran virus Corona yang melanda sekitar 203 negara didunia, menjadi salah satu peristiwa terbesar yang mengancam dunia dan penghuninya. Peristiwa itu menggetarkan dada dan nurani serta mengakibatkan serangkaian trauma, melahirkan rasa takut, khawatir sehingga kurang/tidak percaya diri, pada sekitar 165 juta penduduk Indonesia.
Data terbaru, khusus di tanah air saja Corona mengakibatkan 1.677 orang yang terkena kasus Corona, 157 orang meninggal dunia dan 103 orang sembuh.
Lebih mengerikan lagi kejadian di Kabupaten Purwokerto Jawa Tengah, seorang korban Corona yang meninggal ditolak masyarakat untuk dimakamkan, sehingga harus pindah dilokasi keempat.
Realitas-realitas diatas pasti melahirkan kekhawatiran sosial dan besar sekali kemungkinannya mengganggu kesehatan jiwa/mental individu dan masyarakat. Karena menyentuh pula kultur bangsa, serta bisa merubah karakter masyarakat.
Peristiwa ditolaknya jenasah korban corona di Banyumas untuk dimakamkan di tempat sekitar masyarakat, yang sampai pindah tempat empat kali merupakan fakta terjadinya perubahan karakter masyarakat kita.
Tradisi kebersamaan, gotong royong, senasib seperjuangan, yg telah berabad-abad menjadi tradisi kebanggaan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, kini makin pudar akibat ketakutan derasnya arus informasi sepihak berbagai media akibat membiaknya vaksin Corona. Padahal elemen Pemerintah sudah menegaskan bahwa virus Corona yang berada di tubuh korban yg meninggal dunia sudah tidak mengakibatkan penularan lagi.
Dari segi media, pemberitaan yang “menarik” dan “unik” semacam itu pasti akan disalurkan ke masyarakat dengan sederas mungkin. Peristiwa ini sesungguhnya merupakan “gempuran” yang bisa merubah nilai-nilai sosial, akibat lahirnya akumulasi ketakutan, kekhawatiran yang bertubi-tubi.
Adalah tugas pihak-pihak resmi seperti Pemerintah pusat dan daerah serta khususnya berbagai media untuk memberitakan informasi secara faktual, tetapi tetap dalam desain selaras dengan kultur-budaya yg eksis. Bila tidak kesehatan jiwa/ mental individu sebagai anggota masyarakat terganggu, akibat stres, traumatik serta kehilangan kepercayaan.
Salah satu cara menghindarkan atau meyakinkan masyarakat yang sudah terganggu kesehatan jiwa adalah memperbaiki teknik komunikasi dalam penyampaian oleh pihak-pihak yg resmi bertanggungjawab maupun pemberitaan media. Biaya untuk atasi kesehatan Jiwa cukup besar.
Ada data hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, penderita ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) berat sekitar 450 ribu. Kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatan jiwa berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007) berjumlah Rp. 20 Trilyun.
Dengan data diatas, dari aspek ekonomi adalah berkurangnya produktivitas masyarakat dalam roda perekonomian, yang ini tentu mempersulit perkembangan ekonomi kedepan.
Hal-hal mendasar yg justru harus meningkat kualitasnya adalah membangun percepatan kompetensi
SDM agar produktif. Hal itu tidak mungkin dicapai jika masalah kesehatan jiwa/mental belum menjadi prioritas penanganannya dalam pembangunan nasional. Dalam situasi seperti saat ini, pemikiran strategis perlu menyentuh program penanganan gangguan jiwa terkait tekanan informasi/pemberitaan virus Covid-19 yang dahsyat, dengan mencoba secara kreatif membangun keyakinan optimistik dari orang yg terkena trauma informasi agar dalam proses penyembuhan tetap melakukan aktivitas produktif secara ekonomi.
Seperti dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok yang memanfaatkan masa-masa penyembuhan gangguan jiwa dengan mampu memproduk barang-barang komersial untuk dijual di pasar domestik, bahkan pasar ekspor. Cara yang sangat effisien.
Tak ayal lagi, jika tidak ditangani dg tepat dan benar penyebaran informasi khususnya lewat media, fenomena komunikasi Covid-19 akan melahirkan problema serius bagi kesehatan jiwa
masyarakat Indonesia.
Semoga tidak segera ada kesimpulan, bahwa penyebab terbaru lahirnya ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) adalah pemberitaan media khususnya Hoax. Dan bukan akibat pandemi Covid-19 itu sendiri ??!!!!


*) Penulis, adalah Mantan Ketua Presidium GMNI, Ketua Umum Inkindo, Sekretaris Jenderal Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), Vice President Technical Consultantcy Development Program for Asia and the Pacific (TCDPAP), dan Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Surat kabar Mingguan “Swadeshi” Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: