EDITOR.ID, Jakarta
Jalanan Kota Jakarta berbeda dibanding biasanya,Pandemi Korona mengubah kondisi Jakarta yang sebelumnya kondisi jalanan Jakarta sering dihiasi kepadatan lalu lintas dan penumpang kereta (KRL Commuter Line) yang berjubel namun sekarang keadaannya lengang karena pandemi Virus Korona yang penyebarannya cepat sehingga para warga Jakarta dan sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya kesadaran jaga jarak (Physical Distancing) yang terus dihimbau oleh Pemerintah Pusat.
Banyak perkantoran yang mulai menghentikan kegiatan perkantorannya untuk sementara waktu, namun ada beberapa perkantoran masih menerapkan masuk kantor bergiliran (shift).
“Situasi kantor tidak seperti biasanya karena saat ini waktu kerja kami menjadi shift (giliran) dengan terbagi menjadi tiga shift dengan 3-1 (3 hari libur – 1 hari masuk) di unit kami. Suasana Kantor kami sekarang agak sepi dan tidak seramai biasanya. Di samping itu, kami di lakukan tes kesehatan Korona setiap kami masuk kantor” ujar Ochie karyawan swasta di Jalan Sabang.
Kantor BUMN yang berlokasi di Gatot Subroto juga menerapkan karyawannya untuk bekerja secara Work From Home (WFH) dan unit kerja lain tetap ada yang masuk . “Saya bekerja dari rumah (WFH) dan suasana kantor saya memang agak sepi namun tetap ada karyawan lain yang masuk terutama Help Desk,”ucap Finnie karyawan BUMN Provider.
Pertimbangan untuk memutuskan Lock Down tidaklah mudah dari mulai dampak ekonomi, kesehatan dan anggaran. Langkah lain yang bisa dilakukan adalah bekerja dan belajar dari rumah dengan Daring. kedua, disiplin dalam jaga jarak (Physical Distancing) dengan belanja online contohnya. Pendapat ini didukung oleh Azmi selaku Ketua LAKSMI (Lembaga Advokasi Kajian Strategis) di Jakarta,ia menyebutkan bahwa ” Kami mendukung gerakan Pembatasan sosial dengan menghindari kerumunan massa dengan cara bekerja dan belajar dari rumah serta belanja dari online,”ujar Bang Azmi begitu akrabnya dipanggil.
Disamping itu pemerintah pusat sudah menyerukan untuk tidak melakukan lock down. Presiden Jokowi tidak memberlakukan status “Lockdown” sampai saat ini dan lebih memilih memberlakukan status Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dengan alasan yang kuat yaitu roda aktivitas ekonomi harus tetap jalan.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan sebelumnya melalui media sosial resminya bahwa “Setiap negara memiliki karakter,budaya dan tingkat kedisiplinan yang berbeda-beda. Dengan pertimbangan itu, menghadapi Covid-19 ini, kita tidak memilih jalan lockdown. Di negara kita, yang paling tepat adalah Physical Distancing (setiap warga menjaga jarak),” tulisnya di Twitter.
“Kita tetap aktivitas ekonomi ada tetapi semua masyarakat harus menjaga jarak,” kata Jokowi di RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang, Batam,Kepulauan Riau pada Hari Rabu (01/04/20).
Masyarakat displin dalam menjaga jarak satu sama lain dan menjaga kebersihan itu yang terpenting dalam pidatonya yang tersirat.
“Jadi kalau kita semuanya disiplin lakukan itu jaga jarak aman,cuci tangan,setiap habis kegiatan, jangan pegang hidung mulut mata, kurangi itu. Kunci tangan kita sehingga penularan bisa di cegah,” kata Jokowi.