Jatinangor, Jawa Barat, MONITORNUSANTARA.COM,- Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kedatangan tamu istimewa. Beliau adalah Letnan Jenderal TNI Suharyanto., S.Sos., M.M, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kehadiran orang nomor satu di bidang penanggulangan bencana ini untuk memberikan ilmu banyak kepada Praja IPDN terkait persoalan dan penanganan bencana alam.

Letnan Jenderal TNI Suharyanto., S.Sos., M.M menjadi pembicara tamu dalam Stadium Generale IPDN bertema “Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam”. Acara ini dimoderatori presenter TV Brigitta Manohara dan diikuti dengan antusias civitas akademika dan ratusan Praja IPDN di kampus Jatinangor.

Dalam paparan papernya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto., S.Sos., M.M, mengutip laporan dari World Bank pada tahun 2019 bahwa Indonesia masuk dalam satu dari 35 negara dengan tingkat potensi risiko bencana paling tinggi di dunia.

Tingginya tingkat potensi risiko bencana di Indonesia ini terbukti dengan data yang disampaikan oleh Kepala BNPB bahwa dalam periode 1 Januari sampai dengan 29 Oktober 2022 sudah ada 3.027 bencana yang terjadi di Indonesia.

“Indonesia ini bisa dikatakan sebagai supermarket bencana, dalam periode 1 Januari sampai dengan 29 Oktober 2022 saja sudah ada 3.027 bencana diantaranya 198 orang meninggal dunia, 31 hilang, 832 luka-luka dan 3.903.947 orang menderita dan mengungsi”, ujarnya saat memaparkan soal Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam.

Sehingga menurutnya kita sebagai bagian dari negara Indonesia khususnya praja yang nantinya
menjadi Aparatur Sipil Negara harus mampu mengetahui strategi pencegahan dan penanggulangan bencana nasional.

“Kita harus mengenali ancamannya lalu siapkan strateginya, ketahui masalahnya lalu mencarikan solusinya” tutur Suharyanto.

Masih menurutnya, bencana yang terjadi di Indonesia didominasi oleh bencana hidro meteorologi basah atau banjir.

Di tahun 2022 ini saja sudah ada 1.238 kasus bencana banjir yang terjadi di Indonesia. Inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah memindahkan Ibukota Negara, karena menurut para ahli pada tahun 2050 sebagian wilayah Jakarta ini aka nada dibawah permukaan laut,” ujarnya.

Rektor IPDN, Dr. Drs. Hadi Prabowo., M.M berharap kehadiran Kepala BNPB ini dapat memberikan pemahaman baru kepada praja IPDN.

“Sebagai lulusan terbaik dalam Sesko 2013, saya harap Bapak Suharyanto dapat memberikan pemahaman baru kepada praja karena masalah kebencanaan ini bukan merupakan urusan utama BNPB namun urusan semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat”, ujar Hadi Prabowo.

Rektor IPDN yakin dengan hadirnya Kepala BNPB ini praja akan mendapat ilmu baru terkait peran BNPB didalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana, apa saja yang dilakukan BNPB dalam perumusan dan penetapan kebijakan untuk pengurangan resiko bencana, pengungsin dan lain sebagainya.

“Praja IPDN kader pamong praja yang akan duduk di pemerintahan daer ah nantinya,
jadi mereka harus memahami dan tahu cara menyikapi bencana. Paham pengertian mitigas, klasifikasi bencana yang ada di Indonesia, karena kita dihadapi bencana yang komplek”, tutur Hadi.

Diakhir acara, IPDN yang dipimpin langsung oleh Rektor IPDN menganugerahkan tanda penghargaan Kartika Astha Brata Madya kepada Kepala BNPB, penghargaan ini diberikan atas pengabdian dan tauladan yang telah dipersembahkan Beliau kepada bangsa dan negara Indonesia.

Selanjutnya IPDN dan BNPB pun akan melakukan pejajakan kerja sama dalam upaya pengembangan praktik kebencanaan di IPDN. (tim)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com