Mantan Jenderal Kopassus dan Strategi Perang Siber

EDITOR.ID, Jakarta,- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kini mulai banyak berbenah setelah Presiden Joko Widodo mempercayakan Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian untuk memimpin lembaga yang bertugas menjaga keamanan Indonesia dari penyusupan dan menangkal serangan siber.

Jenderal yang pernah menjadi Komandan Detasemen Anti Teror Gultor Kopassus dan mantan Wakasad TNI ini memiliki visi besar dalam menjadikan tempatnya bertugas, BSSN sebagai “benteng” untuk menangkal serangan dan ancaman siber.

Oleh karena itu Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian menegaskan keamanan siber merupakan fokus utama dan menjadi satu kesatuan dengan proses bisnis sistem teknologi.

Menurut Hinsa Siburian, penerapan implementasi keamanan yang terbaik harus menjadi fokus bagi semua pemangku kepentingan keamanan siber demi ruang siber nasional yang aman.

“Dalam membangun keamanan siber, prinsip kolaborasi adalah yang utama,” ujar Hinsa Siburan saat memberikan paparan “Kolaborasi Membangun Keamanan Ruang Siber Nasional” pada kegiatan Homeland Security Indonesia Tahun 2020 di Jakarta Convention Center, Jakarta Rabu (4/3/2020).

Ruang siber nasional terbentuk karena adanya sistem elektronik yang terhubung dengan internet, memiliki beragam kepentingan di ruang siber meliputi sektor pemerintahan, BUMN, infrastruktur kritis nasional, dan para pengguna internet.

“Di dalam ruang siber tersebut tentunya memiliki risiko akan terjadinya serangan siber,” tutur mantan Pangdam XVII/Cenderawasih ini.

Berdasarkan data Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN, pada tahun 2019 terdapat 290 juta percobaan serangan siber ke Indonesia.

Serangan terbesar yaitu percobaan membocorkan informasi atau data dengan jumlah 137,4 juta serangan. Kemudian diikuti oleh aktivitas Trojan yang mencapai 117,9 juta serangan.

Dalam menghadapi ancaman siber, BSSN tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak.

Adapun bentuk kolaborasi BSSN dengan stakeholder yakni penyusun regulasi dan kebijakan, information sharing dengan berbagai Security Operation Center (SOC).

Kemudian juga melibatkan penyedia jaringan infrastruktur siber, cyber defence agency, cyber security incident response, penegakan hukum, penelitian dan sertifikasi untuk kemandirian SDM siber Indonesia, dan diplomasi serta kerja sama internasional.

“Kolaborasi ini merupakan bagian dari tugas BSSN dalam melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien,” ujar Hinsa jenderal bintang tiga yang semasa lulus Akabri pernah meraih Adhi Makayasa sekaligus Tri Sakti Wiratama sebagai lulusan terbaik Akmil 1986.

Praktisi media digital, Asri Hadi sependapat dengan pandangan Jenderal Hinsa Siburian. BSSN harus bersinergi dengan stakeholder, terutama anak-anak muda Indonesia yang memiliki keahlian brilian dibidang siber.

Praktisi Media Digital Asri Hadi dan Kepala BSSN Letjen Purn Hinsa Siburian (ist)

“Saran saya kepada Bapak Jenderal Hinsa sebagai Kepala BSSN mohon dilibatkan anak-anak muda yang punya talenta dalam menjelajah dunia siber, kemampuan anak-anak Indonesia di bidang teknologi digital dan siber sudah diakui dunia, beberapa kali anak muda kita punya inovasi besar dalam bidang dunia siber,” ujar Asri yang juga Pemimpin redaksi Indonews.id dan dosen senior IPDN ini.

Asri menilai banyak perubahan besar kini dilakukan Jenderal Hinsa Siburan dalam mengelola BSSN. “Kini BSSN semakin canggih, banyak menggandeng tokoh-tokoh cerdas di bidang siber sekurity untuk menjaga keamanan siber kita, saya sangat mengapresiasi apa yang telah dicapai pak Jenderal Hinsa Siburian,” tuturnya.

Hinsa Siburian dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Selasa 21 Mei 2019. Letjen purnawirawan TNI AD itu memiliki riwayat karir sebagai perwira penanggulangan teror (Gultor) Sat-81 Kopassus.

Hinsa merupakan lulusan terbaik Akabri tahun 1986 peraih Bintang Adhi Makayasa sekaligus Tri Sakti Wiratama. Ia memulai karirnya di pasukan khusus anti-teror TNI AD yang ada di naungan Korps Baret Merah. Pada 1994, ia bahkan ditugaskan sebagai Komandan Pusat Pendidikan (Dansatdik) Gultor Den Sat-81 Kopassus.

Memulai karir bintangnya, Hinsa banyak bertugas di wilayah Papua. Ia ditugaskan sebagai Danrem 173/Praja Vira Braja Dam XVII/Cenderawasih dan di tahun yang sama diangkat sebagai Kasdam.

Saat menjadi Pangdam Cenderawasih, pria kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, pada 28 Oktober 1959 tersebut banyak mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Hinsa dianggap mampu mengayomi warga Papua.

Pria yang pernah menjabat sebagai Dansatgas Cenderawasih Grup 3 Sandhi Yudha Kopassus ini juga dinilai sebagai pihak yang mendamaikan perang antara suku Dani dan Moni di Timika pada kisaran tahun 2013 atau 2014 lalu.

Lepas dari posisi Pangdam Cenderawasih, Hinsa diangkat sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD pada April 2017. Ia menjadi Wakasad saat TNI AD dipimpin oleh KSAD Jenderal Mulyono.

Wakasad menjadi jabatan terakhir Hinsa sebagai jenderal aktif. Ia pensiun di akhir 2017. Usai pensiun dari karir militer, Hinsa kemudian diangkat sebagai salah satu komisiaris PT Freeport Indonesia (PTFI) setelah Indonesia berhasil menguasai mayoritas saham Freeport pada akhir 2018.

Hinsa dilantik sebagai Kepala BSSN menggantikan Letjen (Pur) Djoko Setiadi yang menjabat kepala BSSN sejak 3 Januari 2018. Pengangkatan Hinsa ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 56/P Tahun 2019 tentang Pengangkapan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Usai dilantik sebagai Kepala BSSN, Hinsa Siburian mendapatkan fasilitas setingkat menteri. Dia pun bertanggung jawab langsung kepada Presiden. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: