Mengapa Allah, Malaikat dan Manusia harus Bershalawat Kepada Nabi Muhammad SAW ?

Sholawat merupakan ibadah yang diperintahkan yang pasti diterima oleh Allah SWT. Keutamaan dalam shalawat kepada nabi Muhammad Saw tertuang dalam Qur’an dan Hadist.

MONITORNUSANTARA.COM, Sholawat merupakan ibadah kepada Allah SWT  yang diperintahkan untuk umat islam dan Allah merintahkanya ada dalah Quran dan hadist.

Bahkan Allah SWT jika bershalawat tidak hanya bershalawat sendiri akan tetapi Dia mengajak  para malaikat-Nya juga bershalawat kepada Nabi SAW.

Dalil perintah untuk ber shalawat kepada Nabi telah disebutkan dalam Al Quran, surat al-Ahzab.
Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” 

Baca Juga: Sabar Sebuah Solusi hidup merupakan Inti dari Ibadah.

Pengertian Shalawat Nabi
Shalawat adalah bentuk doa dan pujian untuk Nabi sebagai ibadah kepada Allah SWT. Bentuk jamak dari sholla yang berarti doa

Allah bershalawat kepada Nabi SAW adalah sebagai rahmat dan keridhaan. Para malaikat bersholawat kepada Nabi SAW adalah sebagai doa dan istighfar. Dan shalawat umat Muhammad SAW adalah doa dan pengagungan kepada Rasulullah SAW.
Selain itu ketika Allah memerintahkan untuk membaca shalawat kepada Nabi, Rasulullah Saw pun melakukan hal yang sama yaitu mendoakan kepada orang yang membaca sholawat kepadanya.

Baca Juga: Pandangan Ulama Ulama Tentang Maulid Nabi dan Bagaimana Hukumnya?

Doa dari Nabi inilah yang dinamakan dengan syafaat. Semua ulama bersepakat bahwa doa nabi itu tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Dan tentunya Allah pun akan menerima doa dan syafaat beliau kepada setiap orang yang membaca sholawat kepadanya.
Oleh karena itu, membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk mendoakan dan memohon berkah dari Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan.

Begitu tingginya kedudukan Nabi SAW dan bershalawat kepadanya sah atau tidaknya shalat umat Islam pun bergantung kepada apakah ia bershalawat kepada Nabi SAW atau tidak di ujung shalat setelah tasyahhud.

Dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah disebutkan:

مِنْ رِوَايَةِ عَبْدُ الْمُهَيْمِنِ بْنُ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: “لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا وُضُوءَ لَهُ، وَلَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ، وَلَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ، وَلَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يُحِبَّ الْأَنْصَارَ
Melalui Abdul Muhaimin ibnu Abbas ibnu Sahl ibnu Sa’d As-Sa’idi, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah Saw. yang telah besabda: Tiada salat bagi orang yang tidak berwudu, tiada wudu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah padanya, tiada salat bagi orang yang tidak membaca salawat untuk Nabi, dan tiada salat bagi orang yang tidak mencintai sahabat Ansar. 

Selain itu ketika Allah memerintahkan untuk membaca shalawat kepada Nabi, Rasulullah Saw pun melakukan hal yang sama yaitu mendoakan kepada orang yang membaca sholawat kepadanya.

Doa dari Nabi inilah yang dinamakan dengan syafaat. Semua ulama bersepakat bahwa doa nabi itu tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Dan tentunya Allah pun akan menerima doa dan syafaat beliau kepada setiap orang yang membaca sholawat kepadanya.

Oleh karena itu, membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk mendoakan dan memohon berkah dari Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan.

Kewajiban Bershalawat

Para ulama sepakat mengenai kewajiban bershalawat bagi tiap Muslim. Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya, ketika menjelaskan ayat 56 surat al-Ahzab menyatakan, tidak ada perdebatan di antara ulama bahwa bershalawat kepada Nabi SAW adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim sekali seumur hidup. Dan di setiap kewajiban-kewajiban ibadah hukumnya sunnah muakkadah; yang tidak semestinya ditinggalkan kecuali oleh orang yang memang tidak memiliki kebaikan.

Saking tingginya kedudukan Nabi SAW dan bershalawat kepadanya sah atau tidaknya shalat umat Islam pun bergantung kepada apakah ia bershalawat kepada Nabi SAW atau tidak di ujung shalat setelah tasyahhud.

Dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah disebutkan:

مِنْ رِوَايَةِ عَبْدُ الْمُهَيْمِنِ بْنُ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: “لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا وُضُوءَ لَهُ، وَلَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ، وَلَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ، وَلَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يُحِبَّ الْأَنْصَارَ

Melalui Abdul Muhaimin ibnu Abbas ibnu Sahl ibnu Sa’d As-Sa’idi, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah Saw. yang telah besabda: Tiada salat bagi orang yang tidak berwudu, tiada wudu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah padanya, tiada salat bagi orang yang tidak membaca salawat untuk Nabi, dan tiada salat bagi orang yang tidak mencintai sahabat Ansar.
Keutamaan Shalawat

Keutamaan shalawat yang disampaikan kepada Nabi SAW itu kemabli kepada kita keuntungannya dan fadhilahnya. Sebab shalawat umat kepada Nabi SAW adalah sebagai ta’dzim, atau pengagungan kepadanya dan memang Allah SWT memerintahkan hamba-Nya  untuk mengagungkan apa yang Allah SWT agungkan.

Dengan bershalawat berarti sudah menjalankan perintah itu. Semakin banyak bershalwat makin banyak pahala yang kembali kepada kita dan akan bermanfaat untuk kita di akhirat nanti. Maka beruntunglah orang-orang yang rajin bershalawat.

KEUTAMAAN SHALAWAT NABI:

1. Malaikat Memohonkan Ampunan

عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا صَلَّى عَلَيَّ، فَلْيُقِلَّ عَبْدٌ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ”.
Dari Asim ibnu Ubaidillah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amir ibnu Rabi’ah menceritakan hadis berikut dari ayahnya yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: Barang siapa yang mengucapkan shalawat untukku sekali, maka para malaikat terus-menerus memohonkan ampunan buatnya selama ia masih membaca salawat. Karena itu, hendaklah seseorang hamba membaca shalawat, baik banyak ataupun sedikit. (HR Ibnu Majah)

2. Mendapat Syafaat di Hari Kiamat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً”.
Dari Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Orang yang paling berhak mendapat syafaatku kelak di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat untukku. (HR. Imam Turmuzi).

3. Pencuci Dosa

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “صَلُّوا عَلَيَّ؛ فَإِنَّهَا زَكَاةٌ لَكُمْ. وَسَلُوا اللَّهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ؛ فَإِنَّهَا دَرَجَةٌ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ، لَا يَنَالُهَا إِلَّا رَجُلٌ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ”.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Bacalah salawat untukku, karena sesungguhnya salawat itu adalah pencuci (dosa) bagi kalian, dan mohonkanlah al-wasilah kepada Allah untukku, karena sesungguhnya al-wasilah itu merupakan suatu kedudukan yang tertinggi di surga dan tidak diberikan kecuali hanya kepada seseorang, dan aku berharap semoga orang itu adalah aku sendiri.

4. Terhindar dari Kesusahan Dunia dan Akhirat

عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ زَيْدِ بْنِ طَلْحَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي فَقَالَ لِي: مَا مِنْ عبد يصلي عليك صلاة إلا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا”. فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلَا أَجْعَلُ نِصْفَ دُعَائِي لَكَ؟ قَالَ: “إِنْ شِئْتَ”. قَالَ: أَلَا أَجْعَلُ ثُلُثَيْ دُعَائِي لَكَ؟ قَالَ: “إِنْ شِئْتَ”. قَالَ: أَلَا أَجْعَلُ دُعَائِي لَكَ كُلَّهُ؟ قَالَ: “إِذَنْ يَكْفِيكَ اللَّهُ هَمَّ الدِّينَا وَهَمَّ الْآخِرَةِ”.

Dari Ya’qub ibnu Zaid ibnu Talhah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku, lalu mengatakan kepadaku bahwa tidaklah seorang hamba membaca salawat untukku sekali melainkan Allah membalasnya sepuluh kali untuknya. Lalu berdirilah seorang lelaki dan bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku jadikan separo doaku untukmu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Terserah kamu.” Lelaki itu bertanya lagi, “Bolehkah saya menjadikan dua pertiga doaku untukmu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Terserah kamu.” Lelaki itu bertanya lagi, “Bolehkan aku jadikan seluruh doaku untukmu?” Rasulullah Saw. bersabda: Kalau begitu, Allah akan menghindarkanmu dari kesusahan di dunia dan kesusahan di akhirat.
Seorang syekh di Mekah yang dikenal dengan nama Mani’ mengatakan kepada Sufyan (yakni bertanya kepada Sufyan) tentang sanad hadis ini dari siapa ia menerimanya. Maka Sufyan menjawab,-“Tidak tahu.”

5. Dibalas 70 Kali Lipat

، [عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هُبَيْرَةَ]، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَرِيجٍ الْخَوْلَانِيِّ، سَمِعْتُ أَبَا قَيْسٍ -مَوْلَى عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ -سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُ: مَنْ صَلَّى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةً، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ بِهَا سَبْعِينَ صَلَاةً

Abu Qais maula Amr ibnul As mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr mengatakan, “Barang siapa yang membaca salawat untuk Rasulullah Saw. sekali, maka Allah dan para malaikat-Nya membalasnya dengan tujuh puluh kali salawat untuknya. Karena itu, hendaklah seseorang hamba rajin membaca salawat, baik banyak ataupun sedikit.” 
Dalam hadits lain disebutkan 10 kali lipat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ صَلَّى عَلَيّ وَاحِدَةً، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا”.
Dari Abu Hurairah r.a. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang besalawat untukku sekali, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh kali salawat untuknya. (HR. Imam Muslim). 

6. Terhindar dari Sifat Kikir

عَنْ أبي ذر، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ ذُكرت عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ”

Dari Abu Zar ra. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya orang yang paling kikir ialah orang yang disebutkan namaku di hadapannya, lalu ia tidak membaca sholawat untukku. mahrus

Wallohua’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: