MONITOR NUSANTARA, Jakarta – Di sela-sela peninjauan untuk kesiapan peresmian Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menandatangani 7 prasasti tanda selesainya pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tujuh infrastruktur yang telah selesai sebagai wujud peningkatan layanan infrastruktur publik adalah Gedung Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar, Gedung Kuliah Politeknik
Pertanian Pangkajene dan Kepulauan, Pondok Pesantren Modern dan Pendidikan Alquran IMMIM, Gedung Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang, Jalan Tol Layang A.P Pettarani,
Kolam Regulasi Nipa-Nipa serta Bendungan Karalloe sendiri.
“Penandatangan prasasti ini bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas infrastruktur yang sudah selesai dibangun, di mana tertera pula nama kontraktor dan konsultan. Kami
semua ikut bertanggung jawab,” kata Menteri Basuki.
Pembangunan infrastruktur yang telah selesai dibangun Kementerian PUPR merupakan sarana dasar untuk meningkatkan pelayanan publik dalam mendukung kualitas permukiman,
ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan peningkatan konektivitas untuk peningkatan ekonomi wilayah dan kualitas sumberdaya manusia.
Menteri Basuki mencontohkan pembangunan Bendungan Karalloe yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jenebarang, Ditjen Sumber Daya Air sejak 2013, namun
mulai efektif bekerja sejak 2017 setelah tanah bebas, akan memberikan manfaat suplai air untuk mengairi lahan irigasi seluas 7.004 hektar di Kabupaten Gowa dan Jeneponto
serta meningkatkan Indeks Pertanaman dari 150% menjadi 250% dan reduksi banjir di Jeneponto dan sekitarnya 49%.
“Pembangunan bendungan harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” tutur Menteri Basuki.
Bendungan berkapasitas 40,53 juta m3 dengan luas genangan 248,50 hektare ini juga akan memberikan suplai air baku sebanyak 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5
MW, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik. (*kementerianPUPR)