NU Lampung Luncurkan Logo Konferwil Ke-11, Ini Makna Filosofisnya

Bandarlampung, monitornusantara.com -Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung akan menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) Ke-11 pada 29-30 Juli 2023 di Kampus Universitas Ma’arif Lampung (Umala) di Kota Metro. Menandai forum permusyawaratan tertinggi NU Lampung ini, panitia pelaksana telah meluncurkan logo Konferwil Ke-11 NU dengan makna filosofis mendalam.

Menurut Rudi Santoso, desainer logo tersebut, proses pembuatannya melalui tahapan-tahapan riset dan koordinasi dengan para tokoh NU di Lampung. Logo yang dibuat tersebut didesain sedemikian rupa untuk menggambarkan Konferwil secara menyeluruh.

“Logo ini tidak meninggalkan ciri khas Lampung sebagai pemilik hajat dengan menuangkan ornamen Lampung yang sering ditampilkan di kain tapis Lampung dengan warna emasnya,” katanya kepada NU Online, Jumat (14/7/2023).

Nuansa NU pun dominan terlihat dari logo NU yang berada di tengah logo di bawah kubah masjid menggambarkan nuansa religius NU sebagai ormas Islam. Sementara di bawahnya tertulis angka XI yang menunjukkan kesebelas kalinya Konferwil NU Lampung digelar.

“Di atas angka 11 romawi (XI) ada gambar ujung pena yang mewakili Kota Metro sebagai tempat penyelenggaraan. Metro memang identik dengan pena sebagai kota pelajar di Provinsi Lampung,” jelas pria yang juga Dosen UIN Raden Intan Lampung ini.

Rudi menambahkan bahwa logo juga dilengkapi dengan nama, tempat, dan waktu kegiatan serta tagline dari konferwil ini yakni: “Kemandirian untuk Membangun Peradaban”. Kata Peradaban sendiri sering diangkat oleh PBNU dan menjadi tagline dari momentum 1 Abad NU yakni “Merawat Jagad Membangun Peradaban”.

Selanjutnya, kata Rudi, warna hijau pada kubah menunjukkan warna khas NU yang bisa dimaknai kesejukan dan kedamaian. Sementara warna merah menunjukkan keberanian dan kekuatan untuk mewujudkan visi dan misi NU untuk mewujudkan kemaslahatan.

Sementara Ketua Pelaksana Konferwil NU Lampung Prof H Alamsyah menjelaskan bahwa kemandirian menjadi sebuah keniscayaan dalam keberlangsungan sebuah organisasi. Dengan komitmen kemandirian, maka sebuah organisasi akan mampu melewati dinamika perubahan zaman dan mampu membangun peradaban mulia.

“NU sebagai ormas keagamaan terbesar di Indonesia terus mewujudkan kemandirian di berbagai bidang di antaranya ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan berbagai sektor kehidupan yang menjadi hajat hidup masyarakat,” ungkapnya.

Panitia pun sudah menyiapkan dengan sebaik-baiknya kegiatan yang akan diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta ini. Para peserta berasal dari unsur pengurus cabang dan majelis wakil cabang di Lampung.

Konferensi ini juga menjadi spesial karena akan menjadi forum konsolidasi untuk memperkuat NU dengan menggunakan peraturan terbaru dari hasil Muktamar Ke-34 di Lampung.

“Kita menggelar Konferwil ini juga dengan riang gembira dan berharap barakah atas berkumpulnya para kiai dan pengasuh pesantren di Lampung,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: