Puluhan mahasiswa PMII Jember demo menolak pembongkaran irigasi dan pembuatan sumur bor di halaman Kantor Pemkab Jember, Senin (22/4/2019). (Antarajatim/Zumrotun Solichah)
EDITOR.ID, Jember,- Ribuan petani Desa Puger Kulon dibantu massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kabupaten Jember, Jawa Timur Senin (9/3/2020) menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Jember dan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA).
Para petani mengeluhkan adanya relokasi saluran irigasi yang dibangun di sekitar PT Imasco Asiatic. Akibatnya massa mengadakan aksi turun ke jalan menuntut penghentian relokasi saluran irigasi di sekitar pembangunan pabrik semen PT Imasco karena dikhawatirkan akan berdampak terhdap 3 ribu hektar lahan pertanian.
Adanya relokasi ini membuat kekeringan petani diwilayah tersebut, karena tidak ada dorongan air untuk mencapai ke hilir.
Ketegangan sempat terjadi saat massa yang berdemo berusaha masuk ke Kantor Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Jember. Namun dihalang-halangi petugas keamanan.
Para pendemo ini berusaha masuk karena menjemput perwakilan mereka, yang mengadakan negosiasi terhadap kasus penolakan relokasi irigasi yang dilakukan oleh dinas tersebut dan PT Imasco Asiatic.
Saat dilakukan negosiasi di dalam Kantor Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Jember. Sebenarnya pihak dinas sudah memberikan teguran atas relokasi saluran irigasi tersebut, namun karena kewenangan saluran air ada di pihak propinsi dan pusat, Dinasi PU Bina Marga dan Sumber Daya Air masih menunggu rekomendasi dari atas.
Yessiana Arrifah, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, mengatakan, pihak dinas juga menemukan adanya air yang tidak mempunyai daya dorong.
“Sehingga tidak sampai disaluran tersier di Puger Kulon,” ujar Yessiana di kantornya.
PT Imasco Asiatic juga ditengarai tidak pernah kooperatif dalam berkomunikasi dengan dinas setempat.
Koordinator petani Puger Nurdiyanto menjelaskan, akibat relokasi saluran irigasi yang dilakukan PT. Imasco, aliran air menuju sawah yang ada di Kawasan Puger Kulon dan Puger Wetan sangat lambat. Atas kondisi ini sekitar 3 ribu hektar lahan pertanian di Kawasan Puger Kulon dan Puger Wetan terancam mengalami gagal panen.
Terakhir lanjut Nurdiyanto, dirinya sudah meminta klarifikasi dari DPU BMSDA Jember, ternyata relokasi saluran irigasi oleh pabrik semen PT. Imasco belum mendapat ijin. Karena itu dirinya bersama ratusan petani terdampak, menuntut agar saluran irigasi di kembalikan seperti semula.
“Permasalahan ini sebenarnya sudah lama,” tutur Nurdiyanto, koordinator petani.
Menurutnya, perselisihan antara petani dengan PT Semen Imasco ini terjadi sejak dua tahun lalu. Pabrik semen itu berupaya membelokkan saluran air dengan membuat kanal baru di luar area pabrik. Karena kanal lama melewati kawasan pabrik.
Nurdiyanto mengatakan, selama ini protes yang dilakukan terkesan tak pernah didengar.
Dari awal, pihaknya menolak adanya relokasi saluran irigasi. Sebab, menghambat aliran air ke persawahan yang ada di dua desa, Puger Kulon dan Puger Weran. Sebab, saluran yang baru dibangun tersebut melingkar sekitar 400 meter.
“Dampaknya terasa sekarang. Meski musim hujan, air tak sampai ke Puger Kulon,” tegasnya.
Petugas yang berjaga di saluran irigasi tersebut berdalih bahwa pemindahan itu hanya uji coba selama tiga hari. Selanjutnya, akan dikembalikan seperti semula.
Petani tak percaya begitu saja penjelasan Petugas. Mereka tetap khawatir apa yang disampaikan petugas pengairan itu tidak dilaksanakan. Karena itu, Nurdiyanto, para petani, dan sejumlah mahasiswa mendesak pengembalian saluran tersebut secepatnya.
Saat ini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas pemindahan saluran irigasi itu. Meski telah melakukan mediasi dengan pihak pengairan dan perangkat Desa Puger Wetan, oknum yang bersangkutan masih abu-abu. Dugaan sementara, ada keterlibatan pihak PT Imasco Asiatic atas kejadian itu. Sebab, pembelokan saluran irigasi sejauh 400 meter ada di dalam PT Imasco.
Sementara itu tuntutan petani dalam waktu 1 kali 24 jam, relokasi saluran irigasi ini harus dihentikan. Karena jika diteruskan dapat menyebabkab sawah ribuan hektar kekeringan, dan terancam gagal panen.
Surat teguran yang dilakukan ini, dianggap tidak ada efek jera bagi PT Imasco Asiatic yang diam dan tidak berkomunikasi dengan dinas. Para petani melanjutkan aksi ini ke Kantor DPRD Kabupaten Jember hingga Kantor Pemkab Jember.
Keluhan petani di Desa Puger ini didengar ketua komisi C DPRD Jember David Handoko Seto. Politisi ini berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan para petani ini, dengan memanggil pemilik pabrik semen PT. Imasco dan DPU BMSDA untuk meminta klarifikasi, terkait perijinan relokasi saluran irigasi.
Sementara itu Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Jember menyesalkan tidak kooperatifnya PT Imasco terkait surat teguran yang dikeluarkan oleh dinas tersebut. (tim)