Prodia Luncurkan Layanan Pemeriksaan Immunerisk

EDITOR.ID, Jakarta,- PT Prodia Widyahusada Tbk kembali meluncurkan salah satu pemeriksaan berbasis gen dari rangkaian Prodia Genomics, yakni IMMUNErisk. Pemeriksaan IMMUNErisk mampu mendeteksi risiko seseorang terhadap tujuh jenis penyakit yang terkait dengan sistem imun.

Adapun pemeriksaan ini dapat mendeteksi tujuh jenis penyakit yang terbagi dalam dua kategori penyakit imun yakni kelompok autoimun dan kelompok alergi.

Kelompok penyakit autoimun terdiri atas Rheumatoid Arthritis, Psoriasis, Lupus, Alopecia Areata, dan Vitiligo. Sedangkan kelompok penyakit alergi terdiri atas Allergic Rhinitis dan Atopic Dermatitis.

Direktur Bisnis dan Marketing PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati. (Edo/EDITOR.ID)

Saat acara peluncuran layanan baru pemeriksaan ImmuneRisk ini, Direktur Bisnis dan Marketing PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati memaparkan bahwa dengan adanya pemeriksaan IMMUNErisk, Prodia berharap penyakit autoimun dan alergi dapat dicegah dengan menerapkan personalized prevention berdasarkan profil genomik masing-masing individu .

“Seluruh pemeriksaan Prodia Genomics, termasuk IMMUNErisk dapat dilakukan di seluruh cabang Prodia” tutur Indri disela acara Launching IMMUNErisk, Minggu (9/2/2020).

Menurut Indriyanti, penyakit yang terkait dengan sistem imun memang lebih banyak menyerang wanita, diduga karena tingkat stress wanita yang lebih tinggi.

Namun, lanjut Indriyanti, bukan berarti dapat diabaikan oleh Pria, semua kalangan masyarakat tetap harus waspada.

“Dengan mengetahui risikonya lebih awal, maka merubah atau memperbaiki pola hidup yang lebih sehat dapat segera dilakukan agar terhindar dari munculnya penyakit yang berisiko tersebut dikemudian hari,” pesannya.

Prodia Luncurkan Pemeriksaan ImmunRisk pada hari Minggu, 9 Februari 2020 di GoWork FX Sudirman Jakarta oleh Direktur Bisnis dan Marketing Prodia, Indiryanti Rafi Sukmawati bersama Product Manager Prodia, Trilis Yulianti, Marketing. Communications Manager Prodia, Reskia Dwi Lestari dan hadir sebagai pembicara Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Dr. Dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI. (Edo/EDITOR.ID)

Jika hasilnya menunjukkan seseorang memiliki high risk terhadap salah satu penyakit, kata Indriyanti, Prodia juga memberikan free konsultasi dengan genetic counselor untuk membicarakan langkah tepat yang dapat diambil selanjutnya.

Ditempat yang sama Product Manager Prodia Trilis Yulianti mengatakan pemeriksaan IMMUNErisk berbeda dengan pemeriksaan pada umumnya. Dia menjelaskan upaya medis tersebut merupakan langkah yang bersifat preventif bukan kuratif.

“Tujuannya adalah melakukan pengecekan untuk melihat kondisi gen yang dimiliki. Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan kategori risiko penyakit berdasarkan profil gen seseorang sehingga bisa dilakukan langkah-langkah pencegahan,” tuturnya.

Trilis Yulianti menjabarkan, pemeriksaan IMMUNErisk dilakukan menggunakan teknologi Microarray yang dapat mendeteksi 650 ribu variasi gen secara bersamaan dalam waktu yang cepat, yakni selama tiga hari.

Setelahnya, pada hari keempat dan kelima data yang dihasilkan dari Microarray akan diolah dan dikalkulasikan menggunakan sistem bioinformatika. Lalu pada hari keenam atau ketujuh, laporan keseluruhan tes bisa langsung dilihat.

Laporan hasil pemeriksaan IMMUNErisk menyajikan berbagai informasi seperti informasi umum penyakit, gen yang diperiksa, varian genetik, faktor risiko, rekomendasi, hingga tes lanjutan untuk beberapa kasus yang menunjukkan hasil risiko tinggi.

Prodia Luncurkan Pemeriksaan ImmunRisk pada hari Minggu, 9 Februari 2020 di GoWork FX Sudirman Jakarta oleh Direktur Bisnis dan Marketing Prodia, Indiryanti Rafi Sukmawati bersama Product Manager Prodia, Trilis Yulianti, Marketing. Communications Manager Prodia, Reskia Dwi Lestari dan hadir sebagai pembicara Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Dr. Dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI. (Edo/EDITOR.ID)

Adapun, Trilis mengungkapkan biaya yang diperlukan untuk melakukan tes ini yakni sebesar Rp7 juta. Akan tetapi, apabila seseorang pernah melakukan tes genomik sebelumnya di Prodia, biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih murah, hanya Rp5 juta.

“Pemeriksaan IMMUNErisk ini hanya perlu dilakukan satu kali karena gen seseorang tidak mengalami perubahan. Ini perlu untuk mengenali faktor risiko penyakit bawaan. Makanya pemeriksaan lebih dini akan jauh lebih baik,” tandasnya.

Pengamat masalah Immun, Dr. Iris Rengganis mengungkapkan bahwa pada penderita autoimun, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel tubuh yang tidak seharusnya dan mengakibatkan kerusakan di beberapa organ.

Belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab autoimun, diduga beberapa faktor seperti status merokok, paparan sinar matahari, infeksi virus, etnisitas, jenis kelamin dan riwayat keluarga (genetik) menjadi pemicu terjadinya autoimun.

“Walaupun tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat dikelola agar gejalanya tidak muncul,” paparnya saat Launching Pemeriksaan Baru IMMUNErisk di GoWork FX Sudirman, Jakarta, Minggu (9/2/2020)

Sama halnya dengan autoimun, penyakit alergi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor genetik merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah sehingga penting untuk diukur agar dapat ditentukan risiko bawaan seseorang terhadap penyakit tertentu.

Direktur Bisnis dan Marketing PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati menambahkan bahwa pemeriksaan IMMUNErisk akan semakin berdampak baik jika dilakukan sedini mungkin, yakni sejak usia 18 tahun. Sama dengan pemeriksaan lain dalam rangkaian Prodia Genomics, IMMUNErisk juga cukup dilakukan satu kali seumur hidup.

“Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan kategori risiko penyakit berdasarkan profil gen dalam tubuh seseorang, yakni low risk, average risk, potential risk, dan high risk,” katanya.

Pemeriksaan ini secara resmi diluncurkan pada hari Minggu, 9 Februari 2020 di GoWork FX Sudirman Jakarta oleh Direktur Bisnis dan Marketing Prodia, Indiryanti Rafi Sukmawati bersama Product Manager Prodia, Trilis Yulianti, Marketing. Communications Manager Prodia, Reskia Dwi Lestari dan hadir sebagai pembicara Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Dr. Dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI.

Sebagai pemimpin pasar, sejak 2012 Prodia merupakan satu-satunya laboratorium dan klinik di Indonesia dengan akreditasi College of American Pathologists (CAP), sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.

Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 283 outlet di 34 provinsi dan 126 kota di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre, Prodia Women’s Health Centre dan Prodia Senior Health Centre.

Sejalan dengan aspirasi Prodia untuk membangun kapabilitas di bidang solusi kesehatan personal melalui teknologi generasi terbaru, Prodia terus berinovasi.

Klinik Laboratorium terbesar di Indonesia ini mengembangkan tes-tes pemeriksaan esoterik yaitu pemeriksaan khusus untuk menganalisis penyakit tertentu dengan menggunakan peralatan yang canggih dan metode modern serta membutuhkan personel khusus untuk menjalankan tes dan analisanya.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, Agility to Create Values menjadi kekuatan Prodia dalam mengukuhkan posisinya sebagai Next Generation Healthcare Provider dengan jejaring layanan terbesar di Indonesia. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: