EDITOR.ID – Surabaya, Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik sudah berlangsung seminggu atau tujuh hari sejak 28 April hingga hari ini, Senin Mei 2020. Dari data Tim Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur belum menunjukkan tren penurunan jumlah angka mortalitas atau kematian.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Provinsi Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, mengatakan, salah satu kriteria untuk penerapan PSBB adalah angka kematian. Ia menyebut, dari tiga daerah yang diberlakukan PSBB di Jatim, yakni Surabaya, Sidoarjo dan sebagian wilayah di Gresik, secara kumulatif angka kematian akibat covid19 masih cukup tinggi.
Angka kematian di Jatim disebutnya masih 10 persen lebih atau tepatnya 10,77 persen. Padahal angka yang dapat ditoleransi sebesar maksimal 5 persen “Dari tiga daerah yang diberlakukan PSBB, secara kumulatif angka kematiannya masih tinggi. Trend mortalitas kita belum menunjukkan angka yang menyenangkan,” jelas Joni.
Ia mengatakan, angka kematian tertinggi masih didominasi oleh Surabaya. Ia pun mengaku masih memerlukan upaya-upaya yang lebih signifikan lagi untuk penerapan PSBB di Jatim.
“Ini sudah hari ke-7 ya jadi trend mortalitas kita belum menunjukkan angka yang menyenangkan. Upaya-upaya yang (PSBB) lebih apa namanya lebih kuat lagi. Upaya yang lebih signifikan lagi dari seluruh komponen yang ada di masyarakat tidak hanya dari pemerintah,” tambahnya.
Ia mengaku, salah satu upaya preventif dan kuratif yang dilakukan adalah menambah jumlah rumah sakit dan menambah jumlah tenaga tenaga kesehatan. “Training-training juga sudah dilakukan, upaya upaya pemenuhan sarana juga,” tegasnya.
Sementara itu, jumlah pasien sembuh covid-19 di Jawa Timur bertambah 10 pasien menjadi 187 orang setara 16,64 persen. Sayangnya, demikian juga dengan kasus confirm Covid 19 di Jatim, hari ini bertambah 10 orang. Sehingga total yang terkonfirmasi positif sebanyak 1.124 orang.
Tak hanya itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jatim juga terus meningkat menjadi 3.409 orang, dan 1.621 orang masih diawasi. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 20.116 orang, dan yang masih dipantau ada 6.122 orang. (Tim)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com