EDITOR.ID, – Surabaya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya menyebut belum ada penetapan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah mengunjungi warga terpapar COVID-19 di Kedung Turi.

“Gugus Tugas akan menindaklanjuti dengan melakukan tracing (pelacakan) untuk mengetahui seberapa jauh beliau melakukan kontak dengan warga. Jadi belum diputuskan ODP atau apa?” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto saat dihubungi wartawan di Surabaya, Rabu (3/6).

Mengenai langkah yang diambil Wawali Surabaya Whisnu Sakti Buana dengan memutuskan melakukan karantina mandiri, Irvan mengatakan langkah Wawali tersebut sudah tepat karena dengan demikian sudah mengikuti protokol kesehatan yang sudah ada.

“Memang harus seperti itu saat beliau ketemu dengan warganya yang terpapar positif COVID-19, maka harus karantina mandiri selama 14 hari. Tentunya juga diikuti dengan beberapa tes seperti rapid test dan swab test,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya sempat kaget karena baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media.

Irvan menjelaskan penetapan status ODP sendiri ditentukan dari adanya pelacakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Sedangkan Dinkes Surabaya sampai sekarang belum menetapkan Wawali Surabaya statusnya ODP.

Saat ditanya mengenai 15 warga yang bertemu Wawali Surabaya setelah dipulangkan ke tengah masyarakat saat menjalani karantina di salah satu hotel di Surabaya, Irvan menjelaskan bahwa Dinkes Surabaya tidak pernah menyatakan bahwa mereka negatif semua.

“Memang mereka harus keluar dari hotel itu. Tapi bukan karena mereka negatif. Jadi ada salah persepsi di sini,” ujarnya.

Menurutnya, kalaupun hasilnya mereka negatif atau positif, mereka itu harus keluar dari hotel, Jika dari 15 orang tersebut sudah keluar statusnya, maka Dinkes akan menindaklanjutinya dengan melakukan tindakan sesuai SOP yang ada.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sebelumnya mengatakan saat ini telah menjalani karantina mandiri karena dinyatakan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah mengunjungi warga Kedung Turi, Kedungdoro, Tegalsari, Kota Surabaya.

Kejadian itu berawal dari Whisnu mendapat kabar adanya pemulangan 15 warga yang tengah menjalani karantina di sebuah hotel kawasan Gubeng Surabaya pada Sabtu (30/5).

Mendapati hal itu, Whisnu menyambangi beberapa warga di Kedung Turi dengan tujuan untuk menguatkan dan menyemangati warga setempat sekaligus ingin mendengar pengalaman selama menjalani karantina pada Minggu (31/5).

Namun, Whisnu mengaku terkejut karena lima dari 15 warga yang semula dinyatakan negatif COVID-19 diralat oleh Pihak Puskesmas Kedungdoro menjadi positif. Hal itu setelah kunjungan Whisnu di kawasan tersebut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Wisnu juga kaget dengan kondisi warga pada saat dikarantina, karena yang dilaporkan yang baik baik saja, tapi kenyataannya banyak warga yang mengeluh, karena selama karantina tidak ada pendampingan tenaga perawat, selimut, hingga vitamin dan makanan.

Selain itu, Ketua RT/RW 04/08 Kedung Turi Malik juga mengaku resah atas kabar diralatnya data warga tersebut karena sejak pemulangan belasan warganya, pihak Dinkes Surabaya sudah menyatakan negatif COVID-19. (Tim)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com