MONITORNUSANTARA.COM, Jakarta,- Bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 Nopember 2021, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali menorehkan prestasi akademik. Salah satu pengajar seniornya Profesor Dr. Ir. H. Dahyar Daraba, M.Si, dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap IPDN Bidang Keilmuan Administrasi Publik.
Prestasi ini resmi beliau raih setelah pengukuhan yang dilakukan Rektor IPDN, Dr Hadi Prabowo dalam Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah Guru Besar IPDN di Gedung Aula Zamhir Islami Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jakarta.
Dalam orasinya, Profesor Dahyar Daraba mengangkat tema “Apa, Mengapa dan Bagaimana, Penerapannya untuk Menciptakan Pelayanan Prima dalam Penyelenggaraan Pemerintahan”, Rabu (10/11/2021).
Dosen senior IPDN yang juga merupakan sahabat dekat Prof Dahyar, Drs. Asri Hadi, MA turut berbangga dan menyampaikan ucapan selamat kepada Prof Dahyar atas gelar tertinggi dalam dunia akademis ini.
“Selamat kepada Prof. Dr. Ir. H. Dahyar Darada, M.Si atas gelar guru besar bidang Ilmu Administrasi Publik ini. Semoga amanah dan barokah,” ujar Asri Hadi dosen IPDN lulusan Monash University ini.
Asri Hadi mengenal sosok Prof Dahyar sebagai birokrat berpengalaman dan plusnya cerdas dengan keilmuan.
“Saya mengenal Prof Dahyar memang sosok yang berpengalaman banyak. Sebelum beliau mengabdikan diri di dunia pendidikan untuk menghasilkan Praja berintegritas, beliau sudah makan asam garam birokrasi dengan perjalanan karirnya di Kementrian Dalam Negeri yang cukup panjang,” paparnya.
Orasi Ilmiah Prof Dahyar Soroti Soal Kepercayaan (Trust)
Dalam paparan orasi ilmiahnya, Prof Dahyar Daraba mengutip pesan Nabi terakhir Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT untuk mengajarkan perlunya membangun Kepercayaan (Trust) diri sebagai mahluk individu, mahluk sosial dan mahluk Allah.
Dahyar kembali mengingatkan para ASN tentang tugas utama dari ASN yakni PELAYANAN, “Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok Aparatur Sipil Negara sebagai abdi negara dan terlebih abdi masyarakat dan harus menciptakan kepercayaan atau trust”, ujarnya.
Prof Dahtar juga menyampaikan bahwa penelitian melibatkan dan mengidentifikasi jawaban pertanyaan mengapa, bagaimana, dan dengan cara apa kepercayaan publik diintegrasikan ke dalam lokus institusi atau organisasi tertentu di pusat dan daerah.
Menurut Dahyar, lokus pelayanan publik di era indusri 4.0, era Society 5.0, era new normal (normal baru) sebagai kepercayaan publik (public trust).
Analogi 5 W Satu H Dalam Pemikiran Prof Dahyar
Prof Dahyar menganalogikan trust dalam pelayanan prima dengan kode rumus pembuatan berita jurnalistik tapi beda makna yakni 5 W satu H.
W pertama adalah what, yang dimaksud disini adalah Public Trust (kepercayaan publik)? Dahyar mengartikan kemauan dan kesungguhan seluruh warga masyarakat atau kelompok masyarakat untuk percaya (trust) atas kewenangan atau kekuasaan yang dimiliki pemerintah untuk mewujudkan kebijakan yang telah ditetapkan sesuai dengan implementasinya.
Kemudian Who? Siapa? yakni Aktor public trust itu?
Individu atau institusi yang berperan sebagai pemangku kepentingan untuk melakukan perubahan pada lokus sektor publik. “Jadi, public Trust adalah orang-orang atau individu warga Negara dan institusi yang memiliki kompetensi atau kapabilitas yang didedikasikan untuk memperjelas visi, misi dan tujuan atau nilai baik bagi kepentingan publik (value for public) secara tersturktur/ sistemik, sistematis, masif dan berkelanjutan,” paparnya.
Why dalam pengertian perlu mengkreasi dan mereaktualisasi public trust? “Public trust merupakan pendekatan kontemporer yang dapat diterapkan dalam organisasi publik, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan (trust and conficence), kesukarelaan dan kepatuhan publik,” paparnya.
Where artinya Lokus atau tempat yang tepat untuk mereaktualisasi public trust?
“Lokus bagi pengembangan dan penguatan kepercayaan publik adalah pada setiap organisasi yang melayani kepentingan publik atau di tempat kerja kita. bagaimana mengidentifikasi jawaban pertanyaan mengapa, bagaimana, dan dengan cara apa kepercayaan publik diintegrasikan ke dalam lokus institusi atau organisasi tertentu di pusat dan daerah,” katanya.
When atau kapan dalam artian momen atau waktu yang tepat untuk mereaktualisasi public trust? “Pada konteks Indonesia, dimensi waktu yang tepat adalah sejak dahulu ketika Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia (1945), namun karena Indonesia saat ini berada pada era industry 4.0, era society 5.0, era e-governance maka saat ini semakin terasa urgensi dan signifikansinya,” tuturnya.
How atau bagaimana yakni strategi yang tepat utk mereaktualisasi Public Trust.
“Banyak cara tepat yang dapat dipilih dalam proses pembelajaran public trust, mulai dari cara yang radikal sampai pada cara halus dan samar. Pada prinsipnya, apapun strategi yang diterapkan memiliki arah dan tujuan yang sama agar perubahan, pembaruan atau penguatan kepercayaan publik dapat terjadi dalam diri individu (warga negara), kelompok, organisasi dan di masyarakat,” katanya.
Sosok Prof Dahyar
Prof. Dr. Dahyar Darada, M.Si merupakan seorang birokrat. Ia telah mendedikasi sepanjang karirnya di dunia birokrasi. Jabatan stretagis yang terakhir dijabatnya sebelum berpindah haluan menjadi akademisi adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Prof Dahyar Daraba lahir di Sungguminasa, kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada 15 April 1958.
Dahyar memiliki jejak pendidikan yang cukup mentereng. Ia tercatat menempuh Pendidikan tinggi sebagai Sarjana Pertanian di Universitas Sam Ratulangi pada 1984.
Selanjutnya, pada 2000, Dahyar menyelesaikan pendidikan di Ryakoku University Japan mendalami Rural Development.
Tak sampai di situ, selang 3 tahun kemudian, tepatnya pada 2003, Dahyar kembali menempuh pendidikan di Sydney University Australia untuk mendalami bidang Land Management.
Pada tahun yang sama, Dahyar juga tercatat pernah mengikuti International Meeting di Perancis dan International City Country Management Association di California Amerika Serikat pada 2004.
Dahyar tercatat meraih gelar doktoral (S3) dari Universitas Negeri Makasar pada 2015.
Ia pernah mengikuti Training of Trainer (ToT) Orientasi DPRD pada 2014 dan Master of Trainer (MoT) Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa pada 2015.
Sosok yang pernah menjabat sebagai Sekda Kabupaten Takalar ini sudah menerima beberapa penghargaan dari pemerintah Indonesia atas dedikasi dan pengabdiannya.
Antara lain SatyaLancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden Republik Indonesia (1999), SatyaLancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden Republlk Indonesia (2006).
Ia juga merupakan penerima Lencana Pancawarsa 1V Pramuka dari Ketua Kwatir Nasional Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan (2007), Tokoh Pamong Praja dari Bupati Takalar (2011) dan Satya Lancana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden Republlk Indonesia (2017).
Prof Dahyar juga tercatat pernah menjadi Ketua Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Ilmu Ilmu Sosial (HIPIIS) Sulawesi Selatan.
Prof Dahyar juga diketahui aktif menulis karya ilmiah yang diterbitkan pada Jurnal nasional dan Internasional.
Pada tahun 2018 menulis artikel yang dipublikasi dalam jurnal Ad‘ministrare Vo1 5 No. 1 (terakreditasi RISTEKDIKTI) dengan judul “Kinerja Dinas Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Kota Makassar”.
Sedangkan artikel yang diterbikan pada jurnal internaional terindeks scopus pada lahun 2018 dalam jurnal: Academic of Strategy Management Journal Vol. 17 Issue 3 dengan judul: “Strategy of Government in Transportation: Case Study of Vus Rapid Transit (BRT) Program in Makasar City” dan Journal of Legal. Elichal and Regulation Issues. V01. 21 Issue 4 dengan judul: Basic Public Service Partnership Model Based on Gender Perspektive in Makasar City, Indonesia.
Saat ini Prof Dahyar menjabar sebagai Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Pesisir dan Perbatasan pada Lembaga Pengabdian Masyarakat IPDN.
Sebelum pada posisi ini, Prof Dahyar merupakan Direktur IPDN Kampus Makassar dengan jabatan sebagai Pembina Utama Madya IV/D atau Lektor Kepala sejak 1 Januari 2016.
Ia juga pernah menduduki jabatan prestisius di bidang birokrasi yakni sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar sebelum berubah haluan menjadi akademisi.
Mantan Menteri Otonomi Daerah RI dan Menteri PAN-RB Prof M. Ryaas Rasyid menilai bahwa sosok Dahyar Daraba merupakan orang yang ramah, gigih dan ulet. Keramahannya dapat dilihat dari cara dia bergaul dan bersosialisasi.
Mantan Rektor IIP ini mengungkapkan bahwa kegigihan dan keuletan, terlihat pada saat Prof Dahyar menempuh pendidikan, menjadi birokrat dan sekarang sebagai Dosen di Institut Pemerintahan Dalam negeri (IPDN) dengan gelar profesor. (tim)