Toni Aswan, Sosok Milenial Muda Pencipta Lapangan Kerja Bagi Mantan TKI

MONITORNUSANTARA.COM,- Di masa pandemi seperti sekarang ini, tidak mudah bagi para pelaku usaha bisnis menjalankan usahanya. Sebagian besar mengalami kembang kempis, sulit menjalaninya.

Namun kesulitan yang dihadapi di era Pandemi Covid tak menyurutkan langkah pengusaha muda Toni Aswan untuk tetap bisa berkarya. Pria muda milenial ini justru mengalami kesuksesan dalam mengembangkan bisnis jasa laundry dan jasa jemputan anak sekolah.

Usahanya terus mendapatkan kepercayaan penuh dari para pelanggan. Tiap hari jumlah pelanggan terus mengalami kenaikan karena hasil pekerjaannya yang memuaskan.

Hal tersebut karena tak lepas dari keuletan dan kegigihan Toni dalam menekuni bisnis yang dirintis sudah sejak lama. Memberikan layanan kepada masyarakat jauh sebelum adanya pandemi Corona. Usahanya berada di Pamanukan Jawa Barat.

Lokasi usaha yang berada di lingkungan pondok pesantren jadi sangat mendukung usaha jasa itu. Tepatnya di desa Rancasari, Pamanukan, Subang, Jabar.

Bahkan ia mengembangkan sayap bisnisnya dengan membuka cabang di Legonkulon Subang hingga total karyawannya tujuh orang.

Sebenarnya keberadaan bisnis ini tidaklah di pinggir jalan raya. Namun justru keberadaannya yang di pedalaman malah menjadikan layanan antar jemput laundry semakin diminati para pelanggannya dan menjadikan usaha Toni Aswan semakin maju sejak mulai dirintis akhir tahun 2014.

Prinsip yang digunakan juga sangat bagus yang dinamainya home loundree, like home loundree. Jadi bisa diartikan pula, mencuci di laundry namun dengan kualitas tetap bagus seperti mencuci di rumah sendiri.

“Alhamdulilah seiring perkembangan usaha kami dari waktu ke waktu semakin maju. Termasuk pula di saat masa pandemi corona juga masih bagus. Sebagian besar karyawati kami adalah mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang telah habis kontrak dan kembali ke kampung asalnya,” ucap Toni Aswan kepada monitornusantara.com belum lama ini.

Sosok muda yang bisa dibilang tak mengenal lelah ini, masih menambahkan usahanya setiap sore membuka warung makan angkringan di depan rumahnya.Dia memanfaatkan situasi rumahnya yang sangat dekat ponpes sehingga menjual makanan minuman matang apa saja juga sangat laris.

Dalam penuturannya kepada monitornusantara.com, menjelang tengah malam warung angkringannya baru ditutupnya.

“Lumayan juga dari berjualan warung angkringan ini bisa buat biaya bayar SPP anak anaklah,” ungkapnya menutup perbincangannya dengan monitornusantara.com. (agus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: