Lamongan, MONITORNUSANTARA.COM – Indonesia memang terkenal dengan kuliner nusantara yang tersedia di berbagai warung tenda, mulai dari sate hingga pecel lele semua ada.
Seperti salah satu daerah penghasil kuliner di Indonesia, Lamongan namanya, namanya sampai dijadikan salah satu varian pada produk mie “legend” di Indonesia.
Kabupaten Lamongan yang identik dengan simbol lele ini ternyata ada sebuah kampung di sana memiliki pantangan unik berhubungan dengan ikan tersebut.
Ya, di kampung ini warganya pantang makan lele, jika melanggar, kulit akan mengelupas dan bercak putih (belang) seperti lele.
Padahal, tak sedikit orang yang berasal dari kampung tersebut dan berprofesi sebagai penjual pecel lele.
Suatu fenomena unik dan kontras dikarenakan Lamongan sendiri adalah daerah asal para penjual pecel lele di berbagai sudut kota di Indonesia.
Pecel lele adalah sebuah kuliner khas Lamongan berupa ikan lele goreng yang disajikan dengan nasi, sambal, dan lalapan.
Desa itu bernama Desa Medang, Kecamatan Glagah, Kabupaten lamongan.
Dilansir dari kanal YouTube ZAVENA pada tanggal 30 Desember 2019, konon, Sunan Giri III atau Sedamargo pada waktu itu blusukan ke kampung-kampung menggunakan perahu sembari menelusuri keindahan aliran Bengawan Solo.
Saat sampai di kampung bernama Desa Barang, Sunan Giri tak sengaja bertemu dan mampir ke rumah seorang janda bernama Dewi Asika yang lebih dikenal sebagai Mbok Rondo Barang.
Saat pergi dari sana, Sunan Giri tidak sengaja melupakan kerisnya.
Akhirnya, ia memerintahkan orang kepercayaannya yang bernama Ki Bayapati untuk mengambil keris tersebut.
Sayangnya, Ki Bayapati memilih mengambil keris tersebut dengan cara diam-diam.
Mbok Rondo Dadapan yang sadar keris itu telah dicuri akhirnya berteriak minta tolong.
Untuk menghindari amuk massa, Ki Bayapati memilih untuk menceburkan diri ke sebuah kolam yang dipenuhi ikan lele.
Anehnya warga mengira dirinya telah meninggal, Ki Bayapati pun akhirnya selamat dan bersumpah untuk tidak memakan lele yang telah berjasa dalam hidupnya.***