MONITORNUSANTARA.COM, Jakarta,- Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko menyatakan sangat penting untuk membangun strategi penguatan kerjasama lintas sektor dalam perbaikan gizi. Penegasan ini disampaikan Subandi Sardjoko pada Konferensi Pers Gerakan Scaling Up Nutriton di Indonesia dengan tema “Satu Dekade Melangkah Bersama (2011-2021).
“Konferensi pers dihadiri perwakilan SUN Networks yang terdiri dari pemerintah, mitra pembangunan, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil, serta akademisi. Scaling Up Nutrition (SUN) merupakan gerakan global di bawah Sekretaris Jenderal PBB untuk mengatasi semua bentuk malnutrisi melalui keterlibatan lintas sektor.
Indonesia telah bergabung dengan gerakan global ini sejak tahun 2011 bersama 64 negara lainnya. “Dalam sepuluh tahun terakhir, telah banyak hasil yang dicapai oleh gerakan Scaling Up Nutrition, khususnya dalam percepatan penurunan stunting” ujar Subandi yang juga berperan sebagai SUN Focal Point Indonesia.
Subandi dalam Konferens Pers menjelaskan capaian utama gerakan ini, diantaranya adalah gizi menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional yang telah diwujudkan dalam RPJMN 2020-2024.
Prioritas tersebut meliputi gizi lebih dan gizi kurang serta isu penurunan stunting menjadi isu utama yang dilaksanakan secara sistematis melalui Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang diperkuat dengan terbitnya Perpres No.72 Tahun 2021.
Pada kesempatan yang sama Jee Hyun Rah, Lead of SUN Development Partners, menegaskan dukungan mitra pembangunan untuk memperkuat pendekatan multisektoral untuk perbaikan gizi.
“Kami akan terus mendukung percepatan pembuatan bukti lokal, memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti, membangun kapasitas pemangku kepentingan, serta memperkuat kualitas data untuk memantau kemajuan” papar Jee.
Sementara, Lead of SUN Government Networks, Agus Suprapto, menyampaikan pentingnya perubahan orientasi sasaran dalam penurunan stunting.
“Kementerian/Lembaga (K/L) perlu mengubah orientasi sasaran ke kelompok remaja, tidak lagi hanya pada bayi dan balita. Target penurunan stunting di 2024 bisa dicapai apabila remaja dan pasangan usia subur yang akan hamil dan melahirkan betul-betul dipastikan gizinya,” papar Agus.
Hal ini senada dengan prioritas intervensi kelompok SUN Business Networks yang menyasar pada edukasi kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan dan remaja. Pada konferensi pers yang diselenggarakan secara daring dan luring, Ketua Jejaring Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi, Asih Setiarini memaparkan soal potensi keterlibatan mahasiswa dalam melakukan pendampingan kepada kelompok sasaran perbaikan gizi.
“Melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, kegiatan pengabdian masyarakat dapat dikonversi ke dalam SKS. Sehingga, dapat menggerakan lebih banyak mahasiswa untuk ikut berkontribusi dalam menurunkan stunting,” ujar Asih
Terakhir, Sri Kusyuniati, Lead of SUN Civil Society, menyampaikan urgensi pembentukan jejaring SUN hingga ke tingkat daerah. “Persoalan stunting tidak bisa diselesaikan di dalam ruangan, melainkan di tingkat daerah dan akar rumput. Perlu upaya keras untuk mewujudkan konvergensi di tingkat sub-nasional”.
Sri mengingatkan, salah satu tugas organisasi masyarakat sipil adalah mengawal kebijakan dan komitmen yang ada agar sampai ke kelompok sasaran. Kerjasama lintas sektor dalam perbaikan gizi
yang sudah berjalan dengan baik di tingkat pusat, perlu diperkuat dengan kerjasama lintas sektor di tingkat daerah.
“Saya berharap, daerah dapat melakukan inovasi intervensi dengan didukung pihak swasta, LSM, perguruan tinggi dan organisasi profesi, serta mitra pembangunan” ujar Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali menutup acara.
Sebagaimana diketahui Kementerian PPN/Bappenas menggelar acara puncak Scaling Up Nutrition (SUN ) Annual Meeting 2021 di Jakarta, Selasa dengan mengangkat tema “Satu Dekade Melangkah Bersama”. Acara ini sekaligus memperingati momentum sepuluh tahun sejak Indonesia bergabung dengan gerakan SUN di tingkat global.
Pada kesempatan ini, dilakukan peluncuran komitmen Indonesia dalam Nutrition for Growth (N4G) Summit 2021. N4G merupakan forum tingkat global yang dibentuk untuk memperkuat
komitmen setiap negara yang tergabung dalam Gerakan Scaling Up Nutrition. Forum empat tahunan ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 7-8 Desember mendatang di Tokyo.
Pemerintah Jepang secara khusus mengundang Presiden Republik Indonesia untuk menyampaikan sambutan pada sesi pembukaan N4G Summit 2021. Hal ini sebagai wujud apresiasi atas
komitmen kuat Indonesia dalam mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024.
Pada tahun ini Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres)Nomor 72 tahun 2021 untuk memperkuat upaya penurunan stunting di Indonesia. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan pencapaian target ini tidak mudah karena Indonesia menghadapi masalah kekurangan dan kelebihan gizi dalam
waktu yang sama.
Namun, Menteri PPN optimistis Indonesia mampu mewujudkan percepatan perbaikan gizi dengan kerja sama lintas sektor. “Harapannya, kegiatan SUN Annual Meeting 2021 dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk terus mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing,” kata Suharso. (*nirwan)