Jakarta, MONITORNUSANTARA.COM – Turnamen bulutangkis yang pesertanya atlet profesional sudah biasa terjadi, namun yang berlangsung di GOR Billy di Masaran, Sragen, Jawa Tengah, mulai Rabu (12/10) berbeda karena seluruh pesertanya adalah petani.
“Turnamen ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antar petani se-Solo Raya. Ke depan turnamen bulu tangkis bagi para petani ini akan digelar secara rutin,” kata penyelenggara kejuaraan, Billy Haryanto dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Kamis, yang dilansir Antara.
Billy yang merupakan pengusaha beras ini memang sering menggelar turnamen bulu tangkis. Tidak tanggung-tanggung pemain level tim nasional juga sering didatangkan termasuk untuk berlatih di GOR yang berada di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur itu.
Pada Januari lalu, turnamen yang didukung Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya M. Fadil Imran ini menggelar perang bintang dengan menghadirkan peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat.
Selain itu juga dihadirkan mantan juara dunia tunggal putra 1993 Joko Suprianto dan eks juara dunia 1995 Hariyanto Arbi, ditambah Marleve Mainaky, Sony Dwi Kuncoro, Bellaetrix Manuputty hingga Tontowi Ahmad yang merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio De Jeneiro berpasangan dengan Liliyana Natsir.
Hendra Setiawan dan pasangannya Mohammad Ahsan, pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon. Begitu juga dengan pasangan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto serta pasangan ganda putra pelatnas lainnya juga pernah merasakan tanding di GOR tersebut.
Khusus untuk turnamen dengan peserta petani, Billy menjelaskan hal tersebut merupakan apresiasi karena mereka dinilai mampu menstabilkan stok beras dalam tiga tahun terakhir.
“Ini bentuk apresiasi kami kepada para petani yang stabil menjaga produktivitas padi dalam tiga tahun belakangan ini. Karena mereka Indonesia bebas dari beras impor,” kata Billy menjelaskan.
Pihak penyelenggara, lanjut Billy juga menyiapkan hadiah jutaan rupiah bagi para pemenang. Untuk itu pihaknya berharap turnamen berjalan sukses dan petani tetap bisa menjadi produktivitas beras untuk memenuhi kebutuhan nasional.***