Oleh: Djono W. Oesman

“Ada harga, ada rupa,” kata pepatah. Begitu pun pemikiran cari mobil bekas (Mobkas) di marketplace Mobilman.id. Tapi, tidak selalu harga murah, kondisi mobil terbaik. Atau sebaliknya. Intinya, harga harus logis sesuai pasaran.

Itu kata Chief Executive Officer (CEO) Mobilman.id Danang Wikanto dalam wawancara dengan NgopiBareng, Sabtu (12/3/2022). Tips, cari mobil dijual dengan kondisi terbaik, yang aman. Aman dalam arti tidak tertipu.

Danang: “Kebanyakan penjual Mobkas yang penipu, menawarkan harga sangat reandah dibanding pasaran. Tujuannya menarik minat orang. Sehingga pembeli tertipu, beli mobil jelek.”

Namun, ada juga penipu yang ahli. Ia beriklan di marketplace Mobkas dengan harga agak tinggi banding pasaran, untuk mobil yang sebenarnya jelek. Misal, bekas tabrakan. Atau bekas kebanjiran.

Ditawarkan dengan harga agak tinggi, penjual jelek bertujuan ‘menempel’ pepatah ‘Ada harga, ada rupa’. Yang jika diterjemahkan: Kalau harga agak tinggi, berarti barangnya mesti bagus.

“Sehingga, jika kita hanya berpedoman pada pepatah ‘Ada harga, ada rupa’, maka kita bisa tertipu juga. Karena, sekarang pepatah itu bukan lagi indikator transaksi mobil aman, ” katanya.

Lantas, bagaimana agar konsumen Mobilman.id tidak tertipu?

Danang: “Kami menerapkan seleksi kepada penjual mobil. Selain penjual harus login, mencantumkan data diri lengkap, nomor telepon yang bisa dipantau posisinya, juga data lengkap mobil yang akan dijual, secara detil.”

Diakui, itu membuat beberapa penjual mobil merasa kurang nyaman. Bisa dianggap, merepotkan. Ribet. Bisa juga penjual menganggap pihak marketplace terlalu cerewet. Atau, penjual merasa dicurigai. Padahal bukan penipu.

“Sesungguhnya persyaratan itu demi kepentingan penjual. Dengan mereka mencantumkan data diri detil, data mobil detil, maka calon pembeli bakal tertarik,” tuturnya.

Psikologi calon pembeli serius, begini: “Kalau memang kondisi mobil bagus, mengapa data disembunyikan? Toh, mobil bekas pasti ada saja kelemahannya.”

Psikologi penjual, begini: “Kalau gue ungkap semua, mana ada yang mau beli? Kalau pun ada, pasti harga dijatuh-jatuhin.”

Di situ tidak ketemu. Baru, di tahap pra-negosiasi sudah tidak matching. Sehingga negosiasi bisa gagal. Masih jauh dari transaksi.

Banyak calon pembeli Mobkas bertanya ke penjual: “Apa kekurangan?” Seumpama penjual menjawab: “Tidak ada kekurangan. Seutuhnya sempurna.” Maka, pembeli berpengalaman justru takut.

Tidak logis, Mobkas seutuhnya sempurna. Apalagi, Mobkas buatan lima belas tahun dari saat transaksi. Pasti ada lemahnya. Maka, butuh keterbukaan penjual. Atas kondisi mobil.

Penjual yang paham ini, pasti mengikuti syarat pihak Mobilman.id dalam beriklan. Sebab, tujuan akhir penjual adalah: Bukan saja membuat mobilnya cepat laku, namun juga tidak merugikan pembeli.

“Berdasar agama, kita dilarang bertansaksi yang merugikan orang lain,” ujarnya.

Itu sebabnya moto Mobilman.id: Cari mobil dijual dengan kondisi terbaik, dipegang teguh pengelola marketplace ini. Terbaik, artinya sesuai dengan kelas harganya. Inti yang diharapkan, transaksi berlangsung fair, atau adil.

Untuk itu, mesin web, Google Playstore, aplikasi Android dan iOS Mobilman, dilengkapi Artificial Intelligence (AI). Menampung data diri penjual. Juga data rinci mobil. Termasuk, kompres foto mobil otomatis, dari resolusi besar menjadi segenggaman ponsel. Tapi tetap mampu zoom, demi tampilan detil.

Terpenting, penjual Mobkas beriklan di Mobilman, gratis. Dari pembeli pun tidak dipungut biaya. “Asli, tanpa biaya. Sebab, kami bukan calo atau makelar. Juga bukan pedagang mobil. Melainkan publisher,” katanya.

Ini penting, karena dengan begitu Mobilman independen. Fairness. Tidak berusaha membagus-baguskan mobil yang diiklankan. Karena iklan gratis. Justru mendorong penjual transparan. Bagus bilang bagus, kelemahan diungkap. Supaya cepat laku.

Beda dengan showroom Mobkas. Dia mengejar cuan. Calon pembeli sudah tahu hal ini.

Atau marketplace, yang juga berperan rangkap, jual-beli Mobkas. Model begini pastinya membagus-baguskan mobilnya terhadap calon pembeli. Sebaliknya, dia menekan habis, harga dari penjual. Sehingga cuma penjual sangat butuh uang, terpaksa menjual ke situ.

Lantas, dari mana keuntungan Mobilman sebagai perusahaan startup?

Danang: “Kami mendapat pembiayaan server cukup besar, dari lembaga yang belum bersedia diungkap identitasnya. Juga dapat dari Google Ads, Dan, kerjasama business to business.”

Hasil usaha, untuk membayar 18 orang ahli IT, ahli AI, dan pakar mobil, masih kurang sedikit. “Kekurangan tipis ini yang ditutup investor,” ujarnya.

Tapi, investor cuan dari valuasi (the value of the company). Sejak didirikan di masa pendemi Corona, nilai investasi awal sudah naik 573 persen, per akhir 2021. “Berdasarkan standar kredibel, lembaga penilai perusahaan go public. Sebab, pada saatnya nanti Mobilman bakal go public juga,” katanya.

Penjual beriklan di Mobilman gratis untuk jangka panjang. Masih berlangsung lama. Tapi, dengan volume iklan Mobil dijual kini rata-rata 210 mobil per hari, maka iklan cepat tenggelam. “Nantinya akan kami buka iklan sundul, bayar Rp 5 ribu. Supaya iklan disundul, tidak tenggelam,” kata Danang.

Kelak, ada iklan premium. Yang mobilnya difoto langsung oleh pakar mobil dari Mobilman, mendatangi lokasi calon penjual. Di sini lebih transparan. “Dan lebih cepat laku dibanding iklan biasa. Karena, ditambah kami bantu melalui sosmed dan pemberitaan media otomotif Mobilman,” katanya.

Keterbukaan penjual Mobkas lama-lama bakal jadi tren, mereduksi jual tipu-tipu. Yang kuno. Pelan tapi pasti. Menuju model bisnis modern.

“Karena penjual tipu-tipu, betapa pun pasti merasa tidak enak hati, setelah barangnya laku. Sebab, ia makan dari uang pembeli yang kecewa. Makanan yang ia beli dari duit itu, bisa kasar di tenggorokan,” tutupnya. (*)

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com