Kisah Agung Rasakan Kerasnya Hidup di Jakarta

Foto /Dok Humas Kemensos, Agung dan neneknya

MONITORNUSANTARA.COM, JAKARTA-Agung (8) bersama sang nenek Awaliyah (51) bertekad merantau ke Jakarta. Keduanya memutuskan untuk mengadu nasib di Jakarta sejak tahun 2020.

Keduanya merupakan warga kampung Margaluyu, Desa Sukaluyu, Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Di kampung halamannya, Uwa bekerja sebagai penjaja makanan tradisional. Sayang, usahanya kandas akibat pandemi Covid-19.

Bertekad mencari uang demi memenuhi kebutuhan hidup dan melunasi utang-utangnya di kampung, Uwa dan Agung terpaksa menggantungkan hidupnya dengan memulung di Jakarta.

“Karena ingin bayar utang, punya utang rumah. saya gak punya suami dari mana. Nyampe ke Jakarta nggak kebayar-bayar. Namanya pemulung susah nyari duitnya,” katanya saat ditemui para wartawan di Balai Mulya Jaya, Jakarta Timur, Rabu, 26 Januari 2022.

Sejak lahir, Agung ditinggal bersama sang Nenek. Ia ditinggal kedua orang tuanya. Sempat suatu malam kata Uwa, Agung mempertanyakan siapa ibu kandungnya.

Di usianya yang masih delapan tahun, Agung harus berjuang menaklukkan kerasnya ibu kota Jakarta. Ia membantu sang nenek mengadu nasib untuk kebutuhan mereka di Jakarta.

Setiap hari, Agung memulung sampah untuk dijual. Tidak banyak yang bisa ia terima, sekilo kardus yang ia jual dihargai enam ribu rupiah. Sementara untuk satu kilo botol seharga tiga ribu rupiah.

Dari hasil penjualan barang bekas ini, Agung menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kembali lagi ke kampung halamannya di Cianjur.

“Setengah buat jajan, setengah lagi buat pulang kampung. ntar kalau sudah pulang kampung nanti saya sekolah. separohnya dikasih ke mamah Rp2000 buat aku jajan,” katanya.

Mengadu nasib di Jakarta, Agung terpaksa meninggalkan sekolahnya. Namun ia masih menaruh harap kelak bisa melanjutkan sekolahnya kembali. Ia juga bercita-cita menjadi abdi negara. “Saya ingin menjadi Polisi,” ujarnya.

Mendengar informasi ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini lantas tergerak hatinya untuk menolong Agung dan Uwa. Ia memerintahkan jajarannya agar melakukan assessmen.

Setelah berhasil dilakukan assessmen, Agung dan Uwa langsung dibawa ke Balai Mulya Jaya Jakarta Timur.

Risma pun langsung mengunjungi Agung dan Uwa membawakan sejumlah bantuan sosial. Ia juga membawa sejumlah mainan untuk Agung.

Agung juga diberikan bantuan senilai Rp4.500.000 berupa tas, sepatu sekolah, baju, dan sejumlah mainan.

“Terima kasih banyak. Semoga Agung bisa sekolah sampai selesai. Bu Menteri terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada saya,” kata Agung.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: