MONITORNUSANTARA.COMGresik, Situs Giri Kedaton lokasinya berada di puncak sebuah bukit dengan ketinggian 200 mdpl yang masuk wilayah Dusun Kedaton, Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Gresik.

Raden Paku mendirikan bangunan bertingkat tujuh di puncak bukit, yang disebut Giri Kedaton yang awalnya menjadi pesantren kemudian mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menjadi sebuah kerajaan dan menjadi pusat pemerintahan pada masa itu yang di kepalai oleh Sunan Giri.

Puncak bukit dimana terdapat Situs Giri Kedaton tidak terlaltu tinggi, pemandangan Situs Giri Kedaton dengan dinding reruntuhan bangunan Giri Kedaton yang mengelilingi puncak bukit bagian tengah atas.

Masjid dan beberapa bangunan yang ada di Giri Kedaton sekarang bukan bangunan asli atau bangunan yang digunakan sebagai pondok pesantren dan pusat pemerintahan di jaman Sunan Giri, bangunan yang sekarang ini tergolong bangunan baru yang di bangun pada tahun 1990.

Menurut Moechtar (juri kunci Giri Kedaton) kepada Surya/M Taufik dan Aflahul Abidin, Pada saat pertama kali ditemukan hanya berupa lahan kosong dengan beberapa petunjuk bekas peninggalan, kemudian di bangun. meskipun bukan bangunan asli, Giri Kedaton tetep memiliki daya tarik luar biasa hingga banyak warga yang datang untuk berkunjung kesana, untuk sekedar berfoto atau untuk berziarah ke makam Raden Supeno yang berada di belakang masjid.

Diantara bangunan Giri Kedaton yang tersisa adalah trap-trapan yang susunan batu batanya masih terlihat rapi dan terdapat dua lubang yang diduga tempat wudlu para santri pada jaman dulu, diatasnya terdapat empat makam tua yang diantaranya makam Mpu Supo, sedangkan diteras lerang barat terdapat cungkup makam Raden Supeno. Jalan menuju bukit Giri Kedaton cukup sempit dan sepi, namun cukup untuk dua orang berjalan beriringan. Kondisi jalan cukup baik, yang awalnya naik landai kemudian undakan semakin rapat dengan kemiringan semakin tajam.

Makam Raden Soepeno Putra Sunan Giri
Makam Raden Soepeno

Raden Supeno adalah putra Sunan Giri dari istri Dewi Wardah binti Sunan Bungkul Surabaya. Raden Supeno mempunyai nama lain yaitu Raden Ramli. Singkat riwayat menceritakan bahwa pada suatu saat raja Majapahit mengutus prajuritnya untuk membunuh Sunan Giri di Giri kedaton, Pada saat prajurit akan membunuh Sunan Giri yang hendak sholat malam di Masjid Kedaton, perajurit Majapahit tiba-tiba jatuh terkulai sambil menghunus keris. Kejadian itupun akhirnya diketahui oleh Sunan Giri, namun oleh Sunan Giri mereka dimaafkan dan disuru pulang kembali Ke Majapahit.

Setelah prajurit disuruh pulang oleh Sunan Giri ternyata Prajurit Majapahit masih mempunyai keinginan melaksanakan perintah dari raja Majapahit. maka kembalilah parajurit Majapahit menuju Giri Kedaton dengan cara diam-diam dan mengambil posisi di area Telaga Pegat. Akibatnya tak banyak yang tahu kehadiran mereka, bahkan kedatangannya sempat menewaskan putra Sunan Giri yang bernama Raden Supeno yang ketika itu masih berusia remaja.

Raden Supeno di makamkan di Kedaton dan jasa kepahlawanannya ditandai dengan gelar “Pangeran Pasir Batang” artinya pelopor tanah tebakan yaitu Bumi Kedaton. Sedangkan makam Dewi wardah (Ibu Raden Supeno) berada di sebelah timur makam Sunan Giri.***Mahrus

Ikuti MONITORNusantara.com di Google News

Sempatkan juga membaca artikel menarik lainnya, di portal berita EDITOR.id dan MediaSosialita.com