Setidaknya Ada Empat Pantangan di Hari Nyepi

Ilustrasi nyepi
MONITORNUSANTARA.COM, JAKARTA-Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1944, jatuh pada Kamis 3 Maret 2022.

Hari Raya Nyepi merupakan peringatan suci bagi umat Hindu sekaligus peringatan pergantian tahun Saka yang dimulai sejak 78 M.

Karena merupakan perayaan pergantian tahun, Nyepi dirayakan satu tahun sekali pada tanggal 1 sasih Kedasa menurut perhitungan tahun Saka.

Menariknya, jika dibandingkan dengan perayaan tahun baru masehi yang penuh dengan hiruk pikuk dan pesta, perayaan tahun baru Saka justru jauh dari keramaian semacam itu.

Umat Hindu akan melakukan penyepian dan menghindari segala aktivitas harian pada masa catur brata penyepian, atau ritual memperingati pergantian tahun baru Saka.

Dikutip dari laman resmi Kota Denpasar, setidaknya ada empat pantangan yang tidak boleh dilanggar ketika umat Hindu melakukan catur brata penyepian.

Pantangan pertama adalah Amati Geni yakni larangan untuk menyalakan api. Dalam kehidupan modern, listrik dan benda bercahaya lainnya termasuk dalam pantangan Amati Geni.

Sehingga, menyalakan benda-benda tersebut merupakan pantangan yang tak boleh dilanggar saat catur brata penyepian.

Pantangan kedua adalah Amati Karya yakni pantangan untuk bekerja dan beraktivitas sehari-hari.

Berbagai aktivitas rutin seperti memasak dan membersihkan rumah juga menjadi terlarang dalam Amati Karya.

Selanjutnya, pantangan ketiga adalah Amati Lelanguan yakni berpantang untuk menghibur diri. Hal ini berarti seorang pelaku catur brata penyepian harus menghindari segala kesenangan seperti musik, film, makanan, minuman, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, biasanya umat Hindu akan melakukan puasa selama masa ritual catur brata penyepian. Terakhir, pantangan Lelungaan yakni pantangan bepergian keluar rumah.

Seorang pelaku catur brata penyepian harus menetap di dalam rumah, menutup diri, dan tak boleh keluar dari rumah.

Pantangan-pantangan tersebut memiliki makna mendalam yakni makna mengontrol alam pikiran dan jiwa sehingga seseorang dapat lebih tenang dalam merenungkan perbuatan-perbuatannya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: