Ultah ke-65, Moeldoko Center: Jenderal Loyalis yang Layak Masuk Bursa Capres

Menurut Trisya Suherman, jaringan aliansi politik seperti Pro Moeldoko, Sahabat Moeldoko Kelompok Millenial, bahkan relawan yang dulu mendukung sosok kepemimpinan militer Prabowo lebih banyak memberikan dukungan kepada Moeldoko.

Jakarta, MonitorNusantara.com,- Hari ini menjadi hari istimewa bagi Jenderal Purn Moeldoko. Mantan Panglima TNI yang kini menduduki posisi sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI merayakan Ulang Tahunnnya yang ke-65.

Ucapan selamat Ulang Tahun datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pejabat tinggi negara, para menteri, politisi hingga masyarakat kecil. Karangan bunga ucapan selamat Ulang Tahun berjejer.

Salah sau yang memberikan ucapan Selamat Ulang Tahun adalah Keluarga Besar Moeldoko Center. Lembaga yang mengkoordinir untuk para pendukung Jenderal Purn Moeldoko ini mengucapkan selamat Milad yang ke 65th kepada Pak Moeldoko

“Semoga Pak Moeldoko selalu sehat, tetap bijaksana dan selalu ada menjaga NKRI,” kata Ketua Moeldoko Center Trisya Suherman, lewat keterangan tertulisnya, Minggu, 10 Juli 2022.

“Pak Moeldoko menjadi panutan rakyat Indonesia untuk membangun negeri. Sukses dalam program Nawacita, menuju Indonesia Emas dengan gemilang,” imbuhnya.

Pak Moeldoko merespons ucapan balasan melalui video dalam akun Instagram @moeldokocenter kepada Dewan Pimpinan Pusat Moeldoko Center.

“Terimakasih atas dukungan selama ini, Alhamdulilah tanggal 8 Juli 2022 juga memperingati Ulang Tahun (Ultah)/Milad,” kata Moeldoko.

“Moeldoko Center, tidak terasa sebagai sebuah organisasi sudah berjalan selama 1 tahun, meskipun masih tebilang muda tetapi Saya sudah bisa merasakan berbagai peran dan sumbangsih Moeldoko Center bagi masyarakat”, imbuhnya.

Capaian prestasi kerja Moeldoko menjadi harapan masyarakat Indonesia mendapatkan pemimpin terbaik tokoh yang telah mengabdi separuh hidupnya untuk kepada negara.

Ketua Moeldoko Center Trisya Suhirman mengatakan, tokoh yang mengabdi lebih dari 35 tahun sejak beliau menjadi tentara hingga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Ketokohan Moeldoko seorang militer yang lahir dari anak petani dibentengi dengan pondasi agama Islam yang sangat kuat.

Sehingga mengantarkan Moeldoko menjadi seorang Jenderal yang mengabdi untuk Agama bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Trisya Suhirman meyebut, loyalitasnya menjadikan Moeldoko sebagai menteri terbaik pilihan presiden Joko Widodo

Lembaga survei Political Weather Stations (PWS) terbaru tentang kelayakan para menteri dan pejabat setingkat menteri pemerintahan Joko Widodo – Maruf Amin merilis calon presiden 2024, dimana Moeldoko masuk jajaran 3 besar.

Walaupun Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (40,5 persen) dan Menparekraf Sandiaga Uno (15,4 persen) leading diatas, namun yang sangat menarik adalah posisi Kepala KSP Moeldoko dapat melebih Menteri BUMN Erick Thohir (8,7 persen), dan Mensos Tri Risma Harini (7,5 persen).

Mencermati loyalitas Moeldoko sangatlah menarik untuk memberikan padangan mengenai pengabdian Moeldoko yang telah bekerja untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) .

Menurut Trisya, Moeldoko diketahui mempunyai puncak karier di TNI ditunjuk Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Panglima TNI pada 30 Agustus 2013.

Dan berlanjut tahun 2015 masih dipercaya sebagai Panglima TNI hingga dia purna tugas pada 8 Juli 2015, dia kemudian digantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sepak terjang Moeldoko sebagai bagian keluarga Presiden Joko Widodo dapat dibuktikan ketika didaulat menjadi perwakilan keluarga dalam acara resepsi pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution pada 9 November 2017.

Pengaruh kedekatan dan kepercayaan keluarga presiden untuk mengawal pemerintahan Joko Widodo menempatkan elektabilitas Moeldoko tetap konsisten.

Moeldoko adalah pemegang komando nomer satu relawan Joko Widodo poros Team Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Sukses menjadi Kepala Staf Kepresidenan ketiga sepanjang pemerintahan Jokowi-JK hingga Jokowi – Ma’ruf Amin membikin spekulasi dirinya bakal digadang sebagai calon presiden pada tahun 2024.

Elektabilitas Moeldoko meningkat tanpa sebuah partai, meskipun pernah dengan Hanura dan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat.

Moeldoko dinilai sebagai seorang tokoh yang mampu membawa elektabilitas Partai Demokrat. Kondisi obyektif pun menjadi penilaian kader parpol.

Apalagi setelah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Partai Demokrat tidak mempunyai tokoh yang mampu menjadi magnet elektabilitas masa pendukung SBY selama dua periode.

Menurut Trisya Suhirman, upaya menempatkan Moeldoko sebagai Ketua Umum KLB Demokrat ditempuh melalui jalur hukum konstitusi yang cukup bijaksana.

Legal formal Demokrat bukanlah jalur prestasi untuk menaikan elektabilitas melainkan jalur simpatik yang masih sangat rentan kepengurusan partai di akar rumput.

Moeldoko meniliki banyak prestasi, bersih dari tindakan korupsi yang merugikan negara, dan telah membuktikan eksistensi dirinya dalam rezim SBY dan Joko Widodo.

Di pemerintahan Joko Widodo, Moeldoko adalah sebagai orang kepercayaan mengawal setiap kebijakan pemerintahan.

Apakah Moeldoko masih belum pantas mendapatkan amanah menjadi seorang Presiden?

“Moeldoko bukanlah sosok yang cacat secara politik karena terpilih dari KLB Demokrat,” kata Trisya Suherman.

Walaupun kurang tepat masuk dalam arena poltik internal partai yang bukan menjadi rancangan Moeldoko, tetapi atas dasar permohonan dari sejumlah kader Parpol dan pendiri Demokrat yang merasa terzolimi.

“Kalah status hukum legal formal Parpol namun mampu memenangkan kepercayaan publik tanpa menggunakan kekuasaan yang dimilik oleh negara,” kata Trisya Suhirman

Demokrat terjerat dalam poros Cikeas masuk dalam arena oligarki, elite kekuasaan Demokrat sebagai tirani kepemimpinan pengurus dalam genggaman keluarga SBY.

Membangun jaringan sosiologis dan politik masyarakat yang dilakukan Moeldoko melalui organisasi non partai dan pemerintah.

Terdapat sejumlah organisasi seperti HKTI, Moeldoko Center (MC), yang anggotanya sudah mempunyai kepengurusan secara struktur lengkap, dari tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sampai tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

Menurut Trisya Suherman, jaringan aliansi politik seperti Pro Moeldoko, Sahabat Moeldoko Kelompok Millenial, bahkan relawan yang dulu mendukung sosok kepemimpinan militer Prabowo lebih banyak memberikan dukungan kepada Moeldoko.

Strategi menyatukan poros relawan Jokowi – Prabowo menjadi sangat tepat untuk persatuan dan kesatuan anak bangsa dibawah komando Moeldoko.

Penilaian ini mendasar karena seorang Moeldoko lebih tepat sebagai sosok rakyat jelata yang menjadi abdi dalem negara, membela kepentingan rakyat dan negara.

“Sehingga diharapkan dapat menjadi sosok pemimpin negara 2024,” kata Ketua Moeldoko Center Trisya Suhirman. (tim)

Silakan baca konten dan informasi menarik lainnya dari EDITOR.ID di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: