UPI Sebagai Pusat Pembinaan Olahraga di Jabar

Ilustrasi salah satu sudut kampus UPI

MONITORNUSANTARA.COM, JAKARTA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ditetapkan ­menjadi pusat pembinaan olah raga di Jawa Barat oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Hal itu dalam rangka mendukung Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Hal itu diungkapkan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali, saat berkunjung ke Kantor Pikir­an Rakyat, Jalan Asia Afrika Nomor 77, Bandung, Minggu 6 Maret 2022. Keda­tang­­an Menpora disambut Direktur Bisnis Pikiran Rakyat Januar P Ruswita.

Zainudin mengatakan, UPI akan men­ja­di lokasi pembinaan para atlet muda Indonesia asal Jabar yang diper­siapkan menjadi atlet kelas dunia.

Untuk proses se­leksi atlet dari 12 cabang olah raga yang masuk dalam kerangka DBON, pihak Kemenpora akan mempersiapkan panduannya.

Konsep pembinaan keolahragaan yang tercantum dalam DBON menitikberatkan pada penciptaan atlet-atlet ber­prestasi dan tidak hanya terpaku pada bakat. Salah satu unsur terpenting da­lam proses pembinaan tersebut yakni sport science.

“Tempat yang paling cocok dan pantas untuk penerapan sport science dalam mengasah talenta-talenta calon atlet mu­da itu ya di perguruan tinggi. Salah satunya di UPI. Untuk DBON ini, kita sudah tetapkan 10 daerah sebagai sentra pembinaan dan salah satunya Jabar. Untuk Jabar ini, kita tetapkan tempatnya di UPI,” kata Zainudin.

Dia menambahkan, dalam proses seleksi akan diambil sekitar 250.000 ta­lenta muda dari seluruh Indonesia yang kemudian disebar di 10 daerah yang menjadi tempat pembinaan, termasuk Jawa Barat.

Dari jumlah itu akan kembali diseleksi hingga akhirnya terpilih 150 talenta muda yang siap dan menjadi atlet elite dari 12 cabang olah raga prio­ritas yang ada di DBON.

Talenta atlet-atlet muda yang akan di­pilih, akan menghuni sentra-sentra pem­­binaan sejak masuk jenjang pendidikan SMP.

“Mulai tahun ajaran baru nanti, kita akan rekrut atlet muda. Kita akan fasilitasi mereka mulai dari tempat latihan, sekolah, menginap, dan lainnya. Talenta muda ini kita targetkan untuk bisa tampil di Olimpiade,” ujarnya.

12 cabang olah raga

Dalam DBON sendiri, terdapat 12 cabang olah raga yang menjadi fokus pembinaan yaitu atletik, bulu tangkis, panjat tebing, senam artistik, balap sepeda, pa­nahan, menembak, renang, dayung, ka­rate, taekwondo, dan angkat besi.

“Pemilihan 12 cabor itu berda­sar­kan hasil diskusi kita dengan para akademisi olah raga, catatan prestasi, sejarah di Olimpiade, hingga kemungkinan ber­prestasi. Maka, kita putuskan cabor yang cocok untuk orang Indonesia yakni yang mengandalkan teknik dan akurasi. Dipilihlah 12 cabang olah raga,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan dua cabang olah raga lain yaitu pencak silat dan wushu sebagai persiapan jika Indonesia terpilih sebagai tuan ru­mah Olimpiade 2036.

Sementara untuk cabor yang sudah populer di masyarakat seperti sepak bola, bola basket, dan bola voli diarahkan menjadi sports industry.

“Kenapa tiga cabor populer itu tidak masuk dalam DBON, pertimbangan utamanya prestasi. Maka, kita beri ruang di sport industry karena ketiga cabang olah raga tersebut sudah memiliki kompetisi yang dikelola secara profesional,” tuturnya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: