MONITORNUSANTARA.COM – Di tengah semangat baru pasca pelantikan Kabinet Merah Putih, Forum Segmen Alumni dan Akademisi TKN Golf mengadakan diskusi bertajuk “Menuju Indonesia Emas” di Bogor, Jumat (25/10).
Para peserta, mayoritas mahasiswa dari kampus-kampus di sekitar Bogor, berkumpul untuk menelaah arah yang akan dibawa kabinet baru, terutama terkait rencana program 100 hari dari tiga kementerian utama: Kementerian Pendidikan Dasar, Kementerian Perguruan Tinggi, dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran.
Tiga kementerian ini dianggap punya peran penting dalam mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia hari ini: bonus demografi.
Pada satu sisi, bonus demografi adalah potensi luar biasa untuk kemajuan bangsa, tapi di sisi lain, tanpa persiapan matang, hal ini bisa jadi bumerang yang memicu masalah sosial ekonomi.
Seperti yang diungkapkan Handiyono Aruman, PIC Segment Alumni dan Akademisi TKN Golf, “Bonus demografi bisa jadi keuntungan besar, tapi kita perlu program strategis untuk mengurangi angka pengangguran dan dampak sosial ekonomi yang mengintai di depan mata.”
Pemisahan Kementerian: Langkah Strategis untuk Masa Depan Pendidikan
Salah satu yang menjadi perhatian dalam diskusi adalah pemisahan Kementerian Pendidikan Dasar dan Kementerian Perguruan Tinggi.
Langkah ini dinilai strategis untuk mengoptimalkan perhatian dan penanganan di setiap tingkat pendidikan.
“Kami mendukung pemisahan kementerian ini. Kami berharap ini bisa menghasilkan solusi pendidikan yang lebih spesifik dan sesuai kebutuhan,” tambah Handiyono.
Pemisahan ini, dengan fokus berbeda pada pendidikan dasar dan tinggi, menjadi langkah penting agar setiap jenjang bisa berkembang sesuai target dan tantangan masing-masing.
Indonesia memang butuh lebih dari sekadar tenaga kerja, tapi generasi yang terampil, kompeten, dan siap beradaptasi di era global.
Tantangan ini makin terasa, terlebih dengan bonus demografi yang memberi kita generasi muda dalam jumlah besar, tapi dengan tuntutan keterampilan yang jauh berbeda dari era sebelumnya.
Pentingnya Perlindungan dan Peningkatan Keterampilan untuk Pekerja Migran
Selain sektor pendidikan, peningkatan keterampilan tenaga kerja juga menjadi sorotan utama, terutama pekerja migran Indonesia yang bekerja di berbagai negara.
Dalam diskusi tersebut, Revitriyoso Husodo dari Segmen Pekerja Migran dan UMKM TKN Golf mengapresiasi pembentukan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran yang baru ini.
“Harapannya, para pekerja migran tak hanya terlindungi, tetapi juga bisa meningkatkan keahlian dengan pelatihan-pelatihan tersertifikasi BNSP,” ujar Revitriyoso.
Dengan bekal keterampilan yang lebih tinggi dan tersertifikasi, kesejahteraan para pekerja migran diharapkan bisa meningkat dan memberikan kontribusi yang lebih baik bagi perekonomian keluarga maupun negara.
Pada akhirnya, harapan besar tertuju pada ketiga kementerian ini agar segera menghadirkan gebrakan nyata yang tak hanya menginspirasi tapi juga memberi solusi jangka panjang.
Dengan fondasi program 100 hari yang kuat, Indonesia punya kesempatan untuk lebih siap menyambut masa depan.