Pentingnya Transformasi Pada Sistem Ketahanan Kesehatan

Foto Menkes Budi Gunadi Sadikin

MONITORNUSANTARA.COM, Purwakarta, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengaku ditugaskan Presiden Joko Widodo untuk melakukan transformasi sektor kesehatan. Salah satunya, melakukan transformasi pada sistem ketahanan kesehatan.

“Sehingga, kalau terjadi bencana atau pandemi lagi kita siap. Salah satu komponen penting dalam sistem ketahanan kesehatan adalah suplai (alat dan obat-obatan) dari ujung ke ujung, produk lokal,” tutur Budi Gunadi Sadikin saat ditemui wartawan pada Kamis, 20 Januari 2022.

Hal itu diungkapkanĀ Budi Gunadi Sadikin dalam acara peresmian pabrik alat uji diagnostik kesehatan di Kabupaten Purwakarta.

Pembukaan pabrik tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan alat uji saat terjadi gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Setelah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Kementerian Kesehatan juga masih melakukan pendekatan ke banyak perusahaan dari negara lain. Mereka diajak membangun pabriknya di Indonesia.

“Pengalaman waktu pandemi (gelombang kedua) kemarin, kita butuh obat tidak bisa kita dapatkan. Bukan karena masalah tidak punya uang, karena semua negara lock down sehingga tidak bisa ekspor,” kata Budi menjadikannya pelajaran.

Pada kesempatan itu, Budi kembali meminta masyarakat bersiap hadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Pemerintah diklaim juga telah menyiapkan strategi menghadapi lonjakan kasus akibat varian Omicron.

Budi mengaku belajar dari pengalaman negara-negara lain yang sudah lebih dahulu mengalami lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

“Tetap pakai masker, testing diperbanyak dan tidak usah takut ketahuan positif,” katanya.

Penyebaran varian Omicron diperkirakan bisa 3-4 kali lebih cepat dan banyak dibandingkan varian yang lain.

Kondisi itu juga diakui sudah dialami Indonesia dari awalnya 300 kasus menjadi 1.400 kasus per hari.

Menurut para ahli, penurunan kasus Omicron juga sama-sama lebih cepat seperti penyebarannya. Lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di berbagai negara rata-rata terjadi selama 40-50 hari dari awal hingga akhir gelombang pendemi.

“Berita baiknya, (pasien) yang masuk rumah sakit dan wafat jauh lebih sedikit (dibandingkan varian delta). Di Inggris dan Afrika Selatan hanya 30 persen yang masuk RS, yang wafat dikisaran single digit (beberapa persen),” tutur Budi.

Selain memperbanyak uji diagnostik kesehatan, pemerintah juga terus mengejar pencapaian target vaksinasi. Menurutnya, umumnya pasien yang masuk rumah sakit karena terinfeksi Covid-19 adalah orang yang belum divaksinasi.

“Untuk yang wafat, umumnya adalah lansia (yang belum divaksinasi),” katanya.

Namun, Budi tak hanya memfokuskan kaum lansia sebagai sasaran vaksinasi tapi juga kepada anak-anak karena penularan Covid-19 di negara lain juga banyak terjadi pada anak.(*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: