MONITORNUSANTARA.COM, JAKARTA,- Pada awal tahun 2022 ini, penyakit cacar monyet atau monkeypox banyak dibicarakan setelah salah satu warga Inggris terjangkit penyakit ini setelah berkunjung ke wilayah Afrika. Penyakit ini diketahui telah menjadiendemik di wilayah Afrika.
Sesuai dengan namanya, penyakit cacar monyet ini merupakan penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (zoonosis), terutama monyet sebagai inangnya. Penyakit ini telah ada sejak tahun 1970-an.
Jika Anda memiliki beberapa gejala penyakit ini, Anda dapat melakukan tanya dokter gratis untuk konsultasi lebih lanjut dan diberi penanganan yang tepat.
Lalu, bagaimana penyakit ini bisa menyebar ke manusia? Apa saja gejalanya dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasi lengkap mengenai penyakit cacar monyet!
Pengertian Cacar Monyet
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari hewan (zoonosis) dan pertama kali terjadi pada tahun 1970-an di Kongo, Afrika Selatan. Kini, penyakit ini telah menjadi endemik di daerah Afrika.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah monkeypox virus (MPVX) yang berasal dari hewan, seperti monyet, tikus, dan tupai. Virus ini dapat menular dari hewan ke manusia melalui gigitan, konsumsi daging yang tidak matang, atau kontak langsung dengan hewan tersebut.
Selain itu, virus ini juga dapat menyebar ke manusia lainnya lewat kontak langsung dari kulit ke kulit, cairan tubuh,
droplet saat penderita batuk maupun bersin, atau saat menyentuh permukaan yang sudah terkontaminasi virus.
Semua orang bisa berisiko terjangkit penyakit cacar monyet ini. Namun, anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan dengan 10% kasus kematian sebagian besar adalah anak-anak.
Penyebab Cacar Monyet
Penyebab dari cacar monyet adalah virus monkeypox yang berasal dari hewan. Hewan seperti monyet, tupai, tikus, dan hewan pengerat lainnya bisa menjadi media penyebar penyakit ini.
Dari hewan-hewan yang terinfeksi tersebut, virus bisa menyebar ke hewan lainnya dan bahkan menyebar ke manusia lewat cairan, droplet, kontak langsung, dan mengkonsumsi makanan yang tidak matang.
Gejala Cacar Monyet
Gejala penyakit cacar monyet mirip dengan cacar air biasa, yang menyebabkan benjolan-benjolan di sekitar tubuh.
Masa inkubasi virus ini yaitu sekitar 5-12 hari. Masa inkubasi adalah saat dimana virus belum aktif memperbanyak diri di dalam tubuh.
Umumnya, gejala awal penyakit ini diawali dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, hal yang
membedakan cacar monyet dengan cacar air adalah pada penyakit cacar monyet ditemukan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati).
Dilansir dari WHO, gejala penyakit cacar monyet ini dibagi menjadi dua fase, yaitu:
● Periode Invasi: dimulai dari hari ke 0 – 5 setelah terpapar virus monkeypox. Gejala yang umum terjadi yaitu demam,sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri pinggang, kehilangan tenaga, dan terasa lemas dan lelah
● Periode erupsi kulit: periode ini terjadi pada waktu hari ke 1 – 3 setelah munculnya demam. Gejala awal dari
periode ini adalah munculnya ruam di wajah, tangan, kaki, dan menyebar ke seluruh badan seperti cacar air. Ruam juga dapat ditemukan di bagian mulut, area organ intim, dan mata. Saat melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, dokter akan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan adanya virus di dalam tubuh. Selain itu, jaringan kulit juga akan diambil dan diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Cacar Monyet
Penyakit cacar monyet ini dapat sembuh dengan sendirinya pada minggu ke 2 atau 4 setelah terjangkit virus monkeypox. Namun, ada beberapa obat-obatan antivirus yang dapat diberikan ke pasien untuk mengurangi keparahan gejala yang muncul.
Obat yang sering diberikan yaitu cidofovir, brincidofovir, dan tecovirimat. Selain dengan pengobatan, penderita penyakit cacar monyet juga bisa melakukan karantina mandiri untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Pastikan juga Anda mendapatkan istirahat yang cukup, mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta mencukupi kebutuhan cairan setiap harinya.
Seberapa Bahaya Penyakit Ini?
Meskipun dapat sembuh sendiri, penyakit cacar monyet ini bisa saja menjadi sangat berbahaya pada beberapa kasus, terutama jika menyerang anak-anak, bayi, dan pasien dengan imun yang lemah.
Bahaya yang dapat muncul dari penyakit cacar monyet, yaitu:
● Adanya bekas luka pada kulit;
● Dapat menyebabkan kebutaan pada mata;
● Menyebabkan encephalitis pada sistem saraf;
● Sepsis;
● Kematian; dan
● Dapat menyebabkan bronkopneumonia hingga acute respiratory distress syndrome (ARDS) pada sistem pernapasan.
Pencegahan Penularan Cacar Monyet
Untuk meminimalisir penyebaran virus umumnya dilakukan vaksinasi. Begitu pula dengan pencegahan penyebaran penyakit cacar monyet ini. Anda dapat melakukan vaksinasi smallpox untuk meminimalisir penyakit ini. Vaksin tersebut dapat mencegah penyakit cacar monyet hingga 85 persen. Namun, kini ketersediaan vaksin tersebut sudah terbatas.
Namun, ada beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan penyebaran penyakit cacar monyet ini, diantaranya yaitu:
● Rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, khususnya sebelum makan, menyentuh muka, dan sebagainya;
● Hindari kontak langsung dengan hewan liar seperti monyet dan hewan pengerat seperti tikus, tupai, dan sebagainya;
● Pastikan merawat hewan yang sudah jelas status kesehatannya;
● Tidak mengkonsumsi daging liar yang mentah dan kurang matang, pastikan daging betul-betul matang dan layak untuk dikonsumsi;
● Hindari kontak langsung dengan pasien cacar monyet, pisahkan barang-barang Anda; dan
● Gunakan alat pelindung diri (APD) apabila Anda terpaksa kontak langsung dengan pasien cacar monyet ini.
Berikut adalah informasi lengkap mengenai penyakit cacar monyet. Terus jaga kesehatan Anda dan sekitar Anda dimanapun Anda berada. (*Ragil)