Surabaya, MONITTORNUSANTARA.COM- Proyek pemasangan pipa baru milik PDAM di Jalan Pasar Kembang membuat lapisan aspal tiba-tiba terangkat 30 cm. Gundukan aspal itu lantas pecah dan menyemburkan lumpur hingga meluber ke bahu jalan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehabilitasi Jaringan Pipa PDAM Surya Sembada Louis Andilun Gatu mengatakan, naiknya permukaan aspal itu merupakan progres dari rehabilitasi pipa PDAM. Saat ini petugas tengah merekondisi jalan tersebut. Menurut Louis, sebelum pengerjaan rehabilitasi pipa dimulai, pihaknya sudah membuat kajian. Mulai mitigasi risiko hingga penggunaan metode horizontal directional drilling (HDD). Namun, insiden tersebut baru pertama terjadi. Karena itu, dia tak bisa memprediksi. ”Penggunaan dan metode telah sesuai, misal pemakaian bahan kimia (chemical) untuk pemadatan tanah,” terangnya. Kelanjutan proyek rehabilitasi jaringan itu, kata Louis, menunggu hingga kondisi tanah padat. Dia juga akan berkomunikasi lebih lanjut dengan direksi PDAM Surya Sembada.
”Kalau yang terangkat ini termasuk dampak pengerjaan saja dan jarang sekali terjadi,” katanya.
Dia meminta warga tak khawatir dengan adanya insiden itu. Naiknya permukaan aspal hingga mengeluarkan lumpur tersebut tidak berdampak pada struktur tanah di sekitar. Menurut dia, insiden itu bermula adanya pasir yang masuk dari lubang kecil di saluran ketika proses rimming atau pembesaran lubang. Lalu, saat penarikan pipa, sedimen atau endapan lumpur tersebut menghambat saluran sehingga struktur tanah terdorong ke atas. Itu terjadi di section 1 saat pipa diameter 600 sudah ditarik sejauh 144 dari 246 meter. ”Kurang 102 meter lagi, masih didiskusikan lebih lanjut. Karena metode HDD ini yang paling efektif,” jelas dia.
Pada bagian lain, kontraktor proyek-proyek pemkot diminta untuk terus mengebut pekerjaan. Sebab, progres proyek fisik masih minim. Rata-rata 50 persen. Padahal, tahun anggaran 2023 sudah masuk triwulan ketiga atau semester kedua.
Beberapa paket pekerjaan masih di bawah 50 persen. Salah satunya proyek pembangunan rumah pompa di Jalan Undaan, Kelurahan Ketabang, Genteng. Proyek senilai Rp 16 miliar itu baru mencapai progres 23 persen. ”Kami terus kebut agar pekerjaan bisa (selesai, Red) tepat waktu,” kata pelaksana proyek Irsyadul Ibad Selasa (1/8). DPRD Surabaya belum puas dengan progres proyek fisik. Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono mengatakan, capaian pengerjaan proyek 50 persen belum maksimal. Seharusnya bisa lebih banyak lagi. ”Makanya kami minta digenjot terus,” kata Baktiono. Baktiono juga mendapat keluhan adanya pekerjaan yang belum dimulai. Padahal, pemenang lelang sudah ditetapkan sejak Juni lalu.
Salah satu pemicunya adalah kontraktor tidak cukup uang. Terkait kontraktor yang terkendala modal, Baktiono menilai alasan itu mengada-ada. ”SPK kan bisa di-bankkan,” tegas Baktiono. Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya Agoeng Prasodjo menambahkan, ada beberapa paket pekerjaan yang ditangguhkan pemkot. Tidak jadi dikerjakan tahun ini. Paket proyek itu terdampak rasionalisasi dengan alasan pendapatan asli daerah (PAD) yang masih seret.
”PAD belum membaik sehingga ada (paket pekerjaan, Red) yang didrop,” ungkapnya. Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan (BPBJAP) Kota Surabaya Aly Murtadlo mengatakan, sudah banyak paket pekerjaan yang lelangnya tuntas. Tapi hingga sekarang, ada pekerjaan fisik yang belum dimulai.
Khususnya pekerjaan fisik berupa infrastruktur di sejumlah OPD. Faktor utama adalah banyaknya rekanan yang terkendala modal. Mereka belum memiliki cukup uang untuk mulai pekerjaan. ”Alasan karena tidak ada uang,” ucapnya.