Vanili, Komoditas Perkebunan Bernilai Ekonomi Tinggi

Vanili, Komoditas Perkebunan Bernilai Ekonomi Tinggi

MONITORNUSANTARA. COM, Kulonprogo, Vanili menjadi salah satu komoditas perkebunan yang saat ini memiliki nilai ekonomi tinggi. 1 kilogram vanili kering saat ini bisa dibanderol dengan harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta rupiah. Pada era 1976 hingga 1977, wilayah Perbukitan Menoreh di Kulon Progo menjadi wilayah penghasil vanili. Bahkan masa itu disebut sebagai masa kejayaan emas hijau Bumi Menoleh.

Ketika itu, vanili merupakan komoditas perkebunan yang dibudidayakan oleh para petani di wilayah Kapanewon Samigaluh. Setiap satu keluarga, bisa saja memiliki hasil panen satu kwintal vanili basah setiap tahunnya.

Hasil panen vanili para petani di Samigaluh ini dikirim ke berbagai negara melalui para tengkulak. Ketika itu, para petani vanili belum mengolah sendiri hasil panen mereka.”Saat itu 1 kilogram vanili basah harganya sama dengan 1 gram emas, sekitar Rp 500,” kata Suroso, salah seorang petani vanili di Pedukuhan Sinogo, Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh, Rabu (08/12/2021).

Laki-laki yang kini berusia 60 tahun itu telah menjadi petani vanili sejak tahun 1976. Ketika itu, Suroso turut terjun dalam dunia budidaya vanili lantaran sang ayah merupakan petani vanili.

Beberapa tahun setelahnya, kisah manis tentang melimpahnya emas hijau di Perbukitan Menoreh itu kian menghilang Momok penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur atau parasit ini menjadi penyebab utama hilangnya komoditas vanili di wilayah Pagerharjo dan sekitarnya. Akhirnya, pada medio tahun 1980, vanili raib keberadaannya dari tanah Samigaluh.

Masing-masing pekarangan rumah warga yang biasanya ditanami vanili pun berganti dengan tanaman lain, semisal kopi.Era 2000-an, tanaman vanili mulai kembali nampak di pekarangan-pekarangan warga Samigaluh. Perlahan tapi pasti, vanili kembali menjadi komoditi perkebunan yang diandalkan oleh para petani perkebunan di Samigaluh.

Dengan berbekal pengalaman masa kejayaan dan masa keterpurukan emas hijau di Samigaluh, para petani vanili kini lebih paham bagaimana merawat komoditi bernilai rupiah tinggi ini agar tak mati akibat penyakit busuk batang.

Gampang-gampang susah, itulah hal yang perlu dihadapi ketika mencoba budidaya vanili. Meski tak memerlukan spesifikasi tanah khusus, mulai dari ketinggian, jenis tanah media tanam, pupuk yang digunakan dan berbagai faktor lainnya, tanaman vanili mempunyai syarat khusus untuk bisa hidup. Tanaman ini merupakan akar serabut yang permukaan tanahnya tidak bisa dinjak terus menerus yang berisiko mematikan pohon.

“Tanaman vanili itu tidak gampang tapi juga tidak sulit. Busuk batang itu terjadi karena akar vanili yang ada di dalam tanah lapisan paling atas terinjak sehingga nutrisi tidak sampai ke batang. Akhirnya ada jamur yang menyerang dan menyebabkan vanili mati,” kata Suroso.
Suroso dan sejumlah petani vanili lainnya di Pedukuhan Sinogo kemudian membentuk Kelompok Tani (Poktan) Rumah Belajar (Rube) Vanili Mbajing. Kelompok tani ini merupakan unit dari Poktan Ayem di Kalurahan Pagerharjo. Saat ini ada 18 anggota dengan total sekitar 3 ribu-an batang pohon vanili yang ditanam.

“Memang sengaja kita bentuk unit sendiri supaya fokus membudidayakan vanili dan pengolahan pasca panennya,” kata Suroso yang menjadi Poktan Rube Vanili Mbajing.
Sejak dua tahun belakangan, para petani vanili di Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh memang mulai membulatkan niat untuk mengolah sendiri hasil panen vanili mereka. Tujuannya ialah agar para petani vanili tak hanya memiliki pendapatan setahun sekali, yakni ketika masa panen vanili.

Sebelum terbentuknya Poktan Rube Vanili Mbajing, ketika masa panen vanili tiba, wilayah Pagerharjo dan sekitarnya bakal diserbu oleh para tengkulak dari berbagai daerah. Hal ini membuat permainan harga di tingkat tengkulak berdampak pada minimmya laba yang diraup para petani.

Mahalnya harga vanili di pasaran memang disebabkan oleh berbagai faktor. Utamanya proses pengolahan pasca panen yang membutuhkan waktu tak sebentar. Setelah dipetik dari pohonnya, setidaknya vanili basah harus disimpan selama satu tahun paling sebentar agar bisa diolah.(sorot.com)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *